Ketidakseriusan ini merupakan bagian dari “mencari” jati diri dan sebagai eksplorasi untuk menemukan seseorang yang “lebih pas.”
(Foto: Freepik)
2. Tidak melibatkan keluarga dalam hubungan
Kita semua tahu bahwa cinta sejati yang akan berakhir pada fase yang lebih serius akan melibatkan keluarga dari kedua belah pihak. Tapi dalam cinta monyet, perasaan yang dangkal, komitmen yang belum terbentuk, dan perasaan yang labil tidak memungkinkan adanya keterlibatan keluarga.
3. Sangat takut kehilangan
Perasaan tergila-gila yang sudah disinggung di atas memang nyata terjadi pada orang-orang yang beru terekspos pada perasaan “cinta.” Hasilnya, seseorang akan sangat merasa takut kehilangan. Selain itu, muncul perasaan posesiv dari ketakutan ini.
Baca Juga:5 Love Language Utama: Bagaimana Cara Kamu Mengekspresikan Rasa Cinta?4 Teori Kepribadian: Siapa Saya Sebenarnya?
Hal ini sangat sering ditemui pada cinta monyet yang memang berpondasi obsesi. Ini sangat wajar terjadi pada remaja yang masih belum bisa mengerti persaaan mereka sepenuhnya.
4. Mudah tersipu
Kembali pada perasaan tergila-gila penyandang fase cinta muda ini, apapun yang dilakukan oleh seseorang yang dicintai akan memberi dampak besar pada diri yang mengalami fase ini. Jantung berdebar, keringat dingin, tersipu, tidak bisa berhenti tersenyum, wajah memerah, salting, semuanya bisa terjadi hanya karena satu afeksi kecil yang diterima.
(Foto: Freepik)
5. Mudah merasa cemburu
Jika merujuk pada ketidakstabilan emosi serta perasaan orang-orang yang tenggelam dalam cinta monyet, rasanya mudah cemburu menjadi hal yang wajar. Sensitivitas yang tinggi membuat seseorang dalam fase cinta ini bisa benar-benar bahagia, atau benar-benar sedih, marah, dan sebagainya.
6. Hanya fokus pada hal-hal baik saja
Tahukan kamu, saat kita mencintai seseorang, kita harus tahu hitam dan putih orang tersebut? Kita harus bisa menerima apapun bentuk kepribadian, sifat dan watak mereka. Namun dalam cinta monyet, hal ini masih belum berlaku.
Ungkapan cinta itu buta memang sangat cocok untuk menggambarkan jenis cinta ini. Pasalnya, dalam fase tersebut seseorang benar-benar subektif dalam memandang orang yang disukainya. Mau orang berkata apa, hal itu tidak akan berpengaruh pada caranya memandang si dia.
Dan dari hal ini jugalah yang membuat seseorang terobsesi untuk tampil begitu baik di hadapan orang yang disukainya.