Pernahkah kamu melakukan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang diperintahkan kepadamu? Bisa jadi, kamu telah terpersuasi dengan teknik reverse psychology.
Reverse psychology atau psikologi terbalik adalah taktik persuasi yang melibatkan pengungkapan perilaku yang berbeda dari hasil yang diinginkan. Dengan kata lain, kamu mengatakan kebalikan dari apa yang kamu inginkan. Reverse psychology juga dikenal sebagai antikonformitas diri strategis. Tujuan dari psikologi terbalik adalah mendorong orang lain untuk melakukan apa yang diinginkan pelaku.
Meskipun dapat dilihat sebagai cara mengatur perilaku orang lain, ini juga dapat digunakan sebagai bentuk manipulasi.2Orang yang menjadi sasaran taktik ini umumnya tidak menyadari apa yang sedang terjadi dan mungkin tidak sepenuhnya menyadari apa yang terjadi.
Baca Juga:Dark Triad Personality: 3 Kepribadian yang Jadi Sisi Gelap ManusiaParkinson’s Law: Lebih Efektif Kalau Mepet Deadline, Kok Bisa?
Begitupun seseorang tidak selalu menyadari bahwa mereka telah melakukan reverse psychology terhadap orang lain.
Meskipun mungkin tidak selalu mudah untuk dikenali, memahami apa itu dan bagaimana cara kerja reverse psychology dapat membantumu mengidentifikasinya dalam kehidupan.
Contoh Reverse Psychology
Ada sejumlah contoh umum yang dapat menunjukkan bagaimana psikologi terbalik digunakan dalam kehidupan.
- Strategi pemasaran dan penjualan sering menggunakan reverse psichology untuk mendorong orang membeli barang dan jasa. Misalnya, seorang tenaga penjualan mungkin membuat promosi penjualan yang sangat tinggi dan menekan pelanggan untuk membeli sesuatu. Namun, apa yang sebenarnya penjual coba lakukan adalah membuat pelanggan merespons dengan menawarkan untuk mengambil kesepakatan yang jauh lebih murah.
- Orang tua sering menggunakan reverse psychology untuk membuat anak mereka melakukan apa yang mereka inginkan. Misalnya, orang tua mungkin memberi tahu anaknya untuk tidak mengambil mainannya di kamar dengan harapan anak tersebut justru akan melakukan sebaliknya.
- Dalam hubungan, orang juga menggunakan reverse psychology untuk membuat pasangannya berperilaku dengan cara tertentu. Misalnya, salah satu pasangan mungkin mengungkapkan bahwa dia berharap pasangannya akan membersihkan garasi tetapi dia tahu bahwa mereka mungkin tidak akan punya waktu untuk melakukannya. Pasangan tersebut kemudian mungkin bereaksi dengan membersihkan garasi untuk membuktikan bahwa pasangannya salah.