Langka dan mahalnya stok Minyakita di pasar-pasar tradisional, sedikit banyak membuat pedagang menaikkan harganya. Seperti disampaikan salah seorang pedagang di Pasar Batang, Wilastri.
“Sebelum keberadaannya langka, saya jual Minyakita di harga Rp14 ribu, tapi karena sekarang langka maka terpaksa jual minyak goreng kemasan, harganya Rp18 ribu,” jelasnya.
Ia mengharapkan, pemerintah segera turun tangan, supaya harga minyak goreng bersubsidi kembali normal dan stok tercukupi, sehingga masyarakat dapat membeli sesuai kemampuan ekonominya.
Baca Juga:Duh, Dampak Tanggul Laut Kota Pekalongan Mulai Dirasakan Pesisir BatangMasa Panen Mulai Berlangsung, Saatnya Harga Beras Turun
Sementara itu, Kabid Perdagangan Disperindagkop dan UKM Batang, Endang Rahmawati menerangkan, bahwa sebenarnya kebutuhan minyak goreng untuk masyarakat Kabupaten Batang jika memperhatikan perhitungannya mencapai 0,036 liter per hari.
“Jadi dengan jumlah penduduk Kabupaten Batang 801.718 jiwa, maka kebutuhan minyak goreng mencapai 28 ribu liter per harinya,” terangnya.
Ia menambahkan, pasokan minyak goreng kemasan dan curah di Kabupaten Batang saat ini sebenarnya mencukupi kebutuhan masyarakat, yakni 28 ribu liter.
“Hanya saja masyarakat lebih memilih minyak goreng bersubsidi karena harganya yang lebih efisien. Sebenarnya kalau mereka belinya minyak goreng kemasan, maka stoknya pasti mencukupi,” tandasnya. (fel/sef)