PEKALONGAN, RADARPEKALONGAN.ID – MTS IN Banyurip Ageng membudayakan siswinya memakai sarung setiap hari Ahad. Dengan harapan bisa meniru akhlak santri yang bersungguh-sungguh ketika menimba ilmu.
Guru MTs IN Banyurip Ageng, Rina Hidayah SSi mengatakan, sarung dan santri adalah dua entitas yang tak terpisahkan, apalagi di kalangan pondok pesantren berbasis NU. Karena sarung menjadi identitas dan pakaian sehari-hari para santrinya.
“Kebiasaan memakai sarung di kalangan santri sudah dimulai sejak zaman dahulu sebelum kemerdekaan, bahkan sarung sudah menjadi budaya bangsa yang tak dimiliki oleh bangsalain,” ucapnya.
Baca Juga:Begini Cara Aaf Walikota Pekalongan Turunkan Angka PengangguranSMK Syafi’i Akrom Miliki Keunggulan Berbagai Bidang Keahlian di 4 Jurusan, Ini Penjelasannya
Kebiasaan memakai sarung kini tidak hanya dilakukan oleh para santri yang ada di pondok pesantren, di beberapa sekolah juga sudah mulai membiasakan pemakaian sarung dalam kesehariannya, salah satunya adalah Madrasah Tsanawiyah Ishthifaiyah Nahdliyah atau yang lebih dikenal dengan MTs IN, mewajibkan siswa-siswinya memakai sarung batik sebagai seragam pada hari tertentu.
Kewajiban memakai sarung batik ini bukan tanpa tujuan, selain sebagai cara untuk melestarikan budaya dan tradisi sebagai santri, ada tujuan yang lebih mulia dibalik kebijakan pemakaian seragam sarung ini.
Pemakaian seragam sarung ini bertujuan agar siswa siswi dapat berperilaku dan berakhlak sebagaimana seorang santri, Seperti yang pernah dituturkan oleh Almarhum Kyai Masrur Kaukab, S.Pd.I selaku pencetus kebijakan yang juga menjabat sebagai Kepala Madrasah waktu itu, bahwa seorang santri itu harus berakhlak mulia, santun, sederhana dan bersahaja.
Menurut Rina, kewajiban memakai seragam sarung ini tentunya sangat sesuai dengan kearifan lokal dandapat bersinergi dengan baik di Kota Pekalongan yang terkenal dengan batiknya.
“Banyaknya produsen sarung batik di Kota Pekalongan menjadikan ini sebagai salah satu cara untuk mengangkat kearifan lokal dan mengenalkan sarung batik Pekalongan ke kalangan yang lebih luas. Harapannya, industri batik di Kota pekalongan semakin maju dan menggeliat sehingga mampu meningkatkan ekonomi daerah,” pintanya.