RADARPEKALONGAN.ID – Sejumlah petani melaporkan temuan soal pupuk bersubsidi yang tidak tepat sasaran. Hal itu disampaikan petani Desa Desa Kebonagung, Kecamatan Ngampel, saat berbincang dengan Gubernur Ganjar Pranowo yang tengah meninjau aktivitas panen padi.
Selain menyampaikan hasil panen padi, kesempatan bertemu dengan Ganjar digunakan petani untuk menyampaikan keluhan terkait pupuk bersubsidi. Para petani mengaku menemukan pupuk bersubsidi yang dijual dengan harga nonsubsidi di pasaran.
Mendengar keluhan itu, Ganjar langsung meminta nomor telepon Markawi dan memintanya untuk segera melaporkan apabila masih mendapati temuan serupa.
Baca Juga:Kompak, TNI-Polri di Kecamatan Cepiring Kendal Monitoring Harga Komoditas PokokNelayan Temukan Mayat Terapung di Laut Kendal, Diduga Korban Kapal Tenggelam
“Tadi disampaikan oleh para petani sangat bagus sekali, Pak ini ada pupuk yang dibeli oleh orang yang tidak seharusnya mendapatkan. Artinya ada tulisan pupuk bersubsidi dijual harga nonsubsidi. Laporkan ke saya, maka tadi saya minta langsung nomor teleponnya, agar kami bisa tahu untuk bisa menyampaikan kepada kami siapa yang kemudian mengambil pupuk itu. Itu akan disikat semuanya,” tukas Ganjar.
Ganjar menambahkan, distribusi pupuk bersubsidi untuk petani memang harus dikontrol dengan benar agar tepat sasaran. Ia juga mengakui bahwa kebutuhan pupuk bersubsidi di lapangan memang belum tercukupi. Itu tentu akan berpengaruh dengan produktivitas petani. Meski demikian, Ganjar juga meminta agar mencari alternatif untuk pupuk.
“Pupuk bersubsidi memang kurang, seperti yang tadi saya sampaikan. Maka kalau kemudian produktivitas kita mau tinggi, pilihannya ya harus menambah, tapi yang kedua juga harus mengawasi. Kalau nggak ya kita musti ada alternatifnya, apakah mungkin dengan organik, atau metode yang lain,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menyerahkan beberapa bantuan yakni pupuk NPK Rendah Clorh sejumlah 27,5 ton senilai Rp 550 juta, benih jagung hibrida sejumlah 600 kg senilai Rp. 29.400. 000,- dan benih bawang sejumlah 3 ton senilai Rp. 120 juta. Tampak Sekda Kendal Sugiono dan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal, Pandu Rapriat Rogojati. (lid/sef)