RADARPEKALONGAN.ID – Dunia perfilman Indonesia bergenre horor yang menarik. Film “Waktu Maghrib” hadir dan diklaim bisa membuat siapapun yang menyaksikan dilanda ketakutan.
Film yang disutradarai Sidharta Tata dan merupakan kerja sama antara Rapi Films dengan Sky Media ini diklaim berhasil membuat ketakutan para penonton. Film “Waktu Maghrib” tayang perdana pada 9 Februari 2023 lalu.
Dikutip dari Instagram Rapi Film, Jumat 17 Februari 2023, sampai dengan hari ke-7 penayangan, film Waktu Maghrib sudah ditonton oleh 626.577 di Bioskop.
Baca Juga:Sempat Ramai di Media Sosial, Apa dan Bagaimana Sih Sejarah ChildfreeBenarkah Mental Generasi Z Lebih Lembek dari Generasi Milenial?
Sinopsis Film Waktu Maghrib
Film “Waktu Maghrib” ini dibintangi oleh Ali Fikry, Andri Mashadi, Nafiza Fatia Rani, Bimasena Prisai Susilo, Owlia Sarah, Taskya Namya, dan aktor-aktor lainnya menceritakan mengenai mitos yang sangat kental di Indonesia yang di sepelekan dan dilanggar oleh sejumlah remaja.
Yakni mitos mengenai tidak boleh main atau berada di luar rumah ketika waktu maghrib. Tentu kita semua pernah mendengarnya. Ada Sebagian yang mempercayai hal tersebut, ada juga yang tidak. Namun seiring berjalannya waktu mitos tersebut sudah tidak terlalu dihiraukan lagi.
Film ini menceritakan mengenai Adi, Saman, dan Ayu mereka adalah segerombolan remaja yang sering bermain bersama hingga petang dan seakan-akan tidak takut dengan mitos yang diperingatkan orang-orang tua di kampung mereka.
Diceritakan pada suatu hari, Adi (Ali Fikry) dan Saman (Bima Sena) yang sangat gondok atau kesal dengan guru mereka yang bernama Bu Woro. Adi dan Saman kerap dihukum oleh Bu Woro di sekolah dikarenakan mereka sering terlambat ke sekolah.
Mereka melampiaskan kekesalan mereka dengan keluar rumah pada saat maghrib, dan sengaja tidak langsung sholat padahal azan maghrib sudah berkumandang. Mereka saling bertukar cerita mengenai perasaan kesal mereka hingga mereka pun menyumpahi dengan tragis Bu Woro. Sejak itu teror menghantui Adi dan Saman. Tak hanya mereka berdua Ayu juga turut merasakan ada sesuatu yang janggal dan menghantui dirinya.
Pengambilan gambar serta alur cerita yang relate dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Meskipun mungkin, masyarakat perkotaan sudah tidak terlalu mempercayai hal tersebut. Tetapi di pedesaan masih banyak sekali masyarakat yang mempercayai dan bahkan ada yang mengalami kejadian yang kurang mengenakkan ketika melanggar mitos ‘jangan keluar pada waktu maghrib’.