Itu bersamaan dengan dibredelnya majalah kampus UGM yang dipimpin Andi Arief: Sintesa.
Waktu itu Indonesia berulang tahun ke-50. Ultah emas. Sintesa menulis: Indonesia Cemas.
Syamsul juga diincar untuk ditangkap. Tapi intelnya salah: yang akan ditangkap Habiburrahman, yang kini aktivis Gerindra.
Baca Juga:Kawasan Industri Batang Buka Lowongan Kerja, Buruan Kunjungi Website iniCek Lowongan Kerja di Kawasan Industri Batang, 4 Perusahaan Sudah Buka Pendaftaran
Setelah lulus, Syamsul menjadi pengacara. Lurus. Ia memang sempat jadi relawan di YLBHI-nya Adnan Buyung Nasution.
Akhirnya Syamsul jadi hakim. “Saya ingin membahagiakan ayah,” ujarnya. Ia menyadari hati ayahnya tidak tenang. Anak bungsu ini selalu dicari petugas keamanan. “Sering ada mobil tidak dikenal parkir di depan rumah,” ujar sang ayah kepadanya.
Maka Syamsul ikut tes hakim dan jaksa. Ayahnya senang sekali.
“Lulus?” tanya sang ayah.
“Lulus dua-duanya”.
“Anak hebat…”.
“Pilih yang mana?” tanya Syamsul pada sang ayah.
“Tanya emakmu,” jawab sang ayah.
Syamsul pun bertanya ke sang ibu.
“Hakim…” jawab sang ibu.
Syamsul pun jadi hakim. Tugas pertamanya di Arga Makmur, Bengkulu Utara. Lalu Palopo. Lubuk Linggau. Bengkulu. Rejang Lebong.
Setelah itu ia minta pindah ke kampung halaman: Tanjung Karang, Lampung. “Ayah saya sakit. Stroke. Saya ingin dekat ayah. Merawat beliau,” katanya. “Waktu ibu meninggal saya di Palopo. Kali ini saya tidak mau kecolongan lagi,” tambahnya.
Dari pengalamannya yang panjang itu Syamsul ingin hakim mendapatkan inspirasi filsafat keadilan. Kalau teknis hukum bisa dipelajari sendiri. Karena itu ia menyelipkan mata kuliah seperti itu di Corpu.
Ia ingat waktu mahasiswa hukum. Buku pelajaran sampai semester akhir sudah ia selesaikan di tahun pertama kuliah. Selebihnya ia banyak membaca buku sosiologi dan filsafat. “Kadang saya harus ke gereja untuk membaca buku filsafat di gereja,” katanya.
Para hakim itu juga terlihat antusias. “Malam itu kalau RG tidak kelelahan bisa sampai jam 1 atau 2 malam,” ujar Syamsul.
Baca Juga:Paranjoy KerikilWaspadai Keberadaan Ular di Sekitar Kita, Begini Bantuan Pertama Jika Terkena Gigitan Ular Berbisa
Saya pun tahu RG itu ternyata hanya serius untuk dua hal: memberi kuliah dan mendaki gunung. (Dahlan Iskan)