BATANG, RADAR PEKALONGAN.ID – SMPN 6 Batang punya konsep menarik dalam melaksanakan Implementasi Kurikulum Merdeka. Dimana dalam penerapan Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), SMPN 6 Batang mendorong anak berkarya sesuai dengan passion mereka.
Dimana anak-anak kelas 7 dibagi ke dalam tujuh kelas berbeda dengan hasil akhirnya menggelar event, Peringatan Isra Mi’raj dibalut dengan Karya Siswa, Selasa (21/2/2023). Ketujuh kelas tersebut adalah, kelas admistrasi, event organizer, penyaji acara, bazar makanan, content creator, produk karya siswa, dan galeri siswa.Anak-anak pun akan berkreasi sesuai kelas mereka.
Seperti kelas EO akan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan acara secara keseluruhan. Kelas penyaji acara menampilkan aneka hiburan mulai dari rebana hingga seni tari. Kemudian ada yang mengelola bazar makanan, serta unjuk karya. Mulai dari kreasi topi, Bros, hingga seni kaligrafi hingga produksi video content terkait kegiatan.
Baca Juga:Baru 20 Persen, Tren Nikah di KUA Belum Banyak Diminati di BatangMPS Tulis Batang Buka Lowongan Operator Produksi, Cek Syaratnya!
“Jadi mulai memasuki awal penerapan tema dua, yakni bhineka tunggal Ika. Kami mulai mengkonsep acaranya, dan kemudian membagi siswa ke tujuh kelas, sesuai dengan minat dan bakat mereka masing-masing,” ujar Kepala SMPN 6 Batang, Ari Tonang saat diwawancarai didampingi panitia kegiatan, Kurnia Hidayati.
Dijelaskannya, selama tiga bulan sebanyak 219 siswa kelas 7 berkoordinasi menyelenggarakan acara ini, mulai dari persiapan hingga nanti pasca kegiatan. Mereka berkerja sesuai dengan jobdesk mereka masing-masing. Mereka pun mendapatkan materi terkait P5 ini tiap hari Sabtu dan juga Senin.
“Jadi pengelompokkan kelas ini ada masanya. Ketika tema tersebut diberlakukan, sekitar 3-3,5 bulan. Kelasnya ini sesuai minat bakat, jadi tidak sama kelasnya dengan kelas sehari-hari mereka. Jadi mereka bisa mempelajari keahlian baru dan tentunya mendapatkan teman baru,” imbuh Ari.
Nantinya ketiga tema berganti, pihaknya juga akan membentuk kelas baru. Mereka bisa kembali memilih kelas sesuai dengan kemauan mereka, dan sesuai dengan kebutuhan kelas yang tersedia.
“Dalam penerapan P5 itu ada tiga dari tujuh tema yang harus dilaksanakan. Ke depannya kami juga masih mengkonsep tema ketiga kami, dan harapannya dapat turut melibatkan keikusertaan orang tua murid,” imbuhnya.