RADARPEKALONGAN.ID – Kluwek merupakan biji dari buah picung yang diproses menjadi bahan rempah untuk masakan. Di Indonesia, kepayang ini dikenal sebagai rempah untuk masakan berkuah seperti rawon atau soto.
Kluwek mengandung karbohidrat, protein, zat besi, vitamin A dan C. Dengan kandungannya itu, kluwek ternyata bukan sekedar untuk bumbu masak, namun kaya manfaat untuk kesehatan. Mulai dari meningkatkan kekebalan tubuh hingga menurunkan risiko kanker.
Penyebutan kluwek ini berbeda di setiap daerah. Antara lain picung atau pucung (Sunda), pamarrasan (Toraja), kepayang (Minangkabau), bak pange (Aceh), pohon lunglai atau kalawak (Banjar), dan kluwek atau kluwak (Jawa).
Baca Juga:Diduga Depresi, Wanita Muda Terjun Ke Sungai PenconganLongsor di Lambanggelun Paninggaran, TNI-Polri Bersama Warga Bersihkan Material Tanah
Dalam bahasa latin, tanaman picung atau kepayang ini disebut sebagai Pangium edule dan termasuk ke dalam famili Flacourtiaceae. Tanaman ini mirip sekali dengan pohon randu. Pohonnya berukuran besar dan buah bergelantungan dengan siklus panen sekitar 8-9 bulan sekali.
Di dalam kluwek mengandung vitamin dan mineral penting yang efektif meningkatkan kesehatan tubuh. Beberapa kandungannya yakni karbohidrat, protein, lemak, serat, kalium, mangan, zat besi dan vitamin A serta C.
Ciri-Ciri Fisik Kluwek
Kluwek merupakan produk pangan berupa biji keras berwarna kelabu, dengan daging licin berlemak dan berwarna kehitaman. Kluwek dibuat dengan cara merebus biji picung, membungkusnya dengan abu, kemudian memendamnya di dalam tanah selama kurang lebih 40 hari agar terjadi proses fermentasi (perombakan komponen oleh mikroba). Oleh masyarakat Indonesia, kluwek digunakan sebagai rempah-rempah untuk pembuatan berbagai masakan.
Buah Kluwek. (rimbakita.com)
Tanaman ini dapat hidup pada berbagai kondisi tanah seperti di daerah pinggiran sungai, daerah hutan jati, tanah yang kering maupun tergenang air, tanah berlempung, bahkan kadang-kadang pada tanah yang berbatu. Pohon picung akan berbuah sesudah berumur 15 tahun.
Kulit buah berwarna cokelat kemerahan dengan permukaan kasar yang mengandung lentisel. Buah picung mengandung biji yang jumlahnya banyak dan tersusun rapi pada poros buah seperti buah cempedak. Biji berukuran besar, berwarna kelabu, berbentuk limas dan keras. Pada biji terdapat inti biji (endosperm) yang banyak mengandung lemak.