KAJEN, Radarpekalongan.id – Sebanyak 13 Sekolah di wilayah Kabupaten Pekalongan, Kamis (23/02/2023) terendam banjir. Adapun banjir menimpa wilayah pesisir pantura diakibatkan karena cuaca ekstrem melanda wilayah Kota Santri dan sekitarnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan Kholid ketika dihubungi membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya dengan kejadian tersebut pihaknya sudah menyampaikan kepada para Kepsek bila airnya cukup tinggi sekitar mencapai 20 cm ke atas maka sekolah tersebut diminta meliburkan siswa-siswinya, untuk belajar dari rumah.
“Untuk sekolah yang ketinggian airnya di bawah 20 cm atau masih bisa diakses untuk belajar di sekolah, maka aktivitas belajar mengajar masih tetap bisa dilaksanakan seperti biasanya, ” kata dia.
Baca Juga:Puluhan Ribu Warga Bergantung Operasional RSUD KratonPemilu 2024, Caleg Partai Golkar Berpotensi Bakal Disuport Secara Unlimited
Adapun hingga saat ini, lanjut Kadindikbud terdata ada 13 sekolah yang terdiri atas SD dan SMP yang ketinggiannya di atas 20 cm. Misalnya seperti SMPN 2 Wiradesa, yang bahkan masuk hingga ke ruangan Kepseknya.
”Kalau airnya bisa surut dengan cepat maka keesokan harinya bisa langsung masuk sekolah seperti biasanya. Pemberitahuan ke siswa-siswi secara otomatis sudah langsung disampaikan dari masing-masing satuan pendidikan, melalui Kepsek,” ujar dia.
Dikatakan rencananya, kegiatan UTS akan berlangsung pada 27 Februari 2023 hingga 4 Maret 2023. Sementara untuk ulangan harian, untuk sekarang belum ada kegiatan tersebut.Kholid mengaku sudah memetakan sekolah-sekolah yang sering terendam air atau mengalami kebanjiran dengan ketinggian hingga mencapai 20 cm ke atas.
Untuk menangani itu, Bidang Sarpras dari Dindikbud telah menyiapkan diri untuk melakukan pembangunan Sarpras di sekolah-sekolah yang sering terkena banjir di 2023 dan 2024.
”Kami telah memetakan untuk menentukan mana saja sekolah yang akan diprioritaskan bagi pembangunan Sarpras, guna mengatasi agar sekolah tersebut tidak terendam air terlalu tinggi,” kata Kholid.
Sementara untuk mengantisipasi kalau seandainya hujan dengan intensitas tinggi tetap terjadi yang berpotensi mengakibatkan banjir pada saat pelaksanaan UTS maupun UAS, Dindikbud telah merapatkan untuk mengantisipasinya.
”Bidang Dikdas telah mencari lokasi-lokasi pengganti yang dapat digunakan untuk pelaksanaan UTS maupun UAS jika sekolah tetap terkena banjir. Misalnya di rumah-rumah warga atau Balai Desa setempat, yang lokasinya tidak terkena banjir,”imbuhnya.(yon)