Si bapak yang sepertinya sudah mabuk, langsung mendekat. “Siapa kamu ngatur-ngatur?!”
“Aku mau ngapain itu urusanku, nggak usah sok jadi pahlawan. Kenapa, kamu pacarnya hah!”Dia bertanya dengan nada membentak. Dikiranya aku takut, fyuh!
“Aku bukan pacarnya. Tapi aku paling nggak suka kalau ada laki-laki kasar dan arogan kaya Bapak, apalagi ke perempuan.”
Baca Juga:[PUISI] AKULAH WANITASerunya Prosesi Pilketos di SMPN 2 Comal, dari Bentuk KPO sampai Maskot Si Memos
Tanpa ba-bi-bu, si Bapak langsung mengayunkan telapak tangannya ke arahku. Adegan itu amat cepat karena tanpa aba-aba. Untung aku punya reflek yang bagus, sehingga langsung kutangkis dan sejurus kemudian kucengkram pergelangan tangannya sebelum kupelintir.
Si Bapak bermata mesum ini pun nyaris ambruk, mungkin karena mabuk. Dia meringis kesakitan. “Aaaagh….ampuuun, sakiiiit.”
Aku masih memiting tangan kanannya. Tubuh laki-laki paruh baya itu seperti berlutut, sementara kaki kananku menekan punggungnya. Sebuah pemandangan yang mengejutkan banyak orang, termasuk Santi. “Sudah Mas. Lepasin, kasihan. Nanti malah panjang urusannya.”
Aku yang terlanjur dikuasai amarah, nyaris saja memelintir tangannya lebih kencang. Bila perlu sampai patah. Beruntung, sebelum niatku terlaksana, dua petugas security telah tiba dan melerai kami.
Santi pun berupaya menetralisir masalah dengan menjelaskan keributan itu secara bijaksana, menyebutnya hanya salah paham. Si Bapak yang mabuk itu akhirnya dibawa security ke parkiran dan diminta pulang. Sementara itu, teman si Bapak yang dari tadi hanya menonton insiden keributan, mengulurkan tangannya.
“Maaf ya Mas, dia memang suka begitu kalau mabuk. Padahal tadi di room juga sudah tak bilangin, jangan kasar-kasar, eeh tetap aja nyolot dia mah. Sekali lagi maaf ya Mas.”
Dia segera pergi menyusul temannya ke parkiran. Kerumunan pun mulai bubar. Aku sempat lama bengong, sebelum Santi akhirnya menarik tanganku, mengajakku ke halaman. Pemandu lagu yang satu ini memang selalu menampilkan pesonanya yang mature.
Baca Juga:Cuek dengan Penilaian Orang Lain Ternyata Susah, 2 Kasus Kecil Ini jadi BuktinyaBisa Ditiru, Petani Tambak Kendal Pasarkan Ikan Lewat Platform Digital
“Maaf ya Mas Saman, gara-gara aku, kamu jadi ribut sama tamu lain.” Dia mengatakan itu dengan wajah yang masih sedikit tegang, dan nafas yang belum benar-benar teratur. Aku mafhum, dalam situasi keributan antar tamu karaoke, pastilah para pemandu lagu yang ketakutan.