[Artikel] Bangun Komunikasi Interpersonal Antara Sekolah Dengan Orang Tua Siswa Melalui Gulas Growt

komunikasi interpersonal
Artikel komunikasi interpersonal Sri Mulyono (dok.Pribadi)
0 Komentar

Pengembangan sekolah menjadi sekolah unggulan memang memerlukan komitmen tinggi dari semua warga sekolah. Salah satunya dapat dilakukan dengan meningkatkan managemen di sekolah dengan memberdayakan Kepala Sekolah. Segenap sumberdaya sekolah digerakkan dan didayagunakan untuk mencapai tujuan sekolah. Guru digerakkan dalam suasana kerja yang positif dan produktif, staf tata usaha digerakkan untuk memberikan pelayanan prima, dan komite sekolah dilibatkan dalam peningkatan mutu sekolah. Jika hal ini dapat dilakukan tentunya menuju sekolah unggulan pun tidak akan sulit. Sekolah unggul menurut Hasan (2005 dalam Sunendar.2013) ada empat persyaratan dikatakan sekolah unggul yaitu a) sumber daya manusia kependidikan yang profesional; b) managemen yang efektif dan profesional; c) lingkungan pendidikan yang kondusif; dan d) mampu membangun kepercayaan masyarakat.

Terpenuhi tidaknya syarat tersebut sangat dipengaruhi oleh bangunan komunikasi interpersonal yang kuat oleh kepala sekolah terhadap semua warga sekolah. Berdasarkan analisis penulis yang bertugas di SMP Negeri 1 Subah, bagunan komunikasi dengan orang tua siswa belum efektif. Hal ini terjadi karena orang tua siswa hadir di sekolah hanya pada saat rapat pleno, saat mengambil rapor atau saat mendiskusikan masalah siswa, sementara pembahasan tentang keterlibatan orangtua di sekolah untuk pendidikan anaknya belum tersentuh. Permasalahan ini tentunya menjadi pemikiran kepala sekolah, bagaimana agar komunikasi interpersonal dengan orang tua terbangun baik sehingga program-program sekolah yang melibatkan orang tua berjalan dengan baik.

Menurut Myers (1992) mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai transaksi antara seseorang dengan lingkungannya yang mencakup orang-orang sebagai teman, keluarga, anak-anak, rekan sekerja, bahkan orang asing. Dalam transaksi tersebut sangat diperlukan adanya bangunan ikatan hati yang kuat antara sesorang dengan orang lain, bahkan dalam suatu lembaga atau perkumpulan pun juga bisa dilaksanakan. Perkumpulan dalam kamus bahasa indonesia disebut juga dengan paguyuban yang berarti perkumpulan yang bersifat kekeluargaan, didirikan orang-orang yang sepaham untuk membina kerukunan di antara para anggotanya. Dalam konteks sekolah, paguyuban merupakan forum perkumpulan para orang tua siswa di tiap jenjang kelas untuk peningkatan mutu pembelajaran di kelas, yang tujuannya untuk menciptakan atau menjalin hubungan yang harmonis antara orang tua siswa dengan guru maupun antar sesama orang tua.

0 Komentar