Tikungan Lion

Tikungan Lion
ilustrasi. (foto jpnn)
0 Komentar

Sebagai mantan pimpinan media Muslim Bajuri punya hubungan yang luas dengan komunitas. Ia juga sarjana syariah dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel yang terkenal itu. Ia pun memenuhi syarat jadi pembimbing haji atau umrah.

Sejak tahun 2012 itu, Bajuri menjadi profesional bidang bimbingan haji dan umrah. Kian dalam pula keterlibatannya di dunia bisnis dengan Tuhan dan Arab ini. Maka ia dirikan usaha biro perjalanan haji dan umrah. Bakkah, namanya.

“Bakkah itu nama lama Makkah. Kan ada di Quran surah Ali Imron,” ujar anak desa asal Lamongan itu.

Baca Juga:Bersamai TNI, Legislator PDI Perjuangan Bantu Penyintas StuntingBatang Siagakan 2 ribu Ton Beras Impor, Antisipasi Panen Raya Gagal

Tentu Bajuri harus merangkak dulu. Akibat pandemi Bajuri sempat mati suri. Dua tahun penuh tanpa aktivitas. Kantornya yang di gedung tinggi ditutup. “Mobil pun saya jual,” katanya.

Sekarang, dengan sudah 6 kali memberangkatkan jamaah ke Makkah, Bajuri bisa bernapas lagi. Berarti tiap dua bulan sekali Bajuri ke Makkah. Ia pimpin sendiri rombongan itu. Ia alumni pondok pesantren Tambakberas, Jombang. Supaya ekonomis ia batasi satu kali berangkat satu bus saja. Asal penuh: 40 sampai 45 orang.

Sebenarnya Bajuri berharap Garuda buka lagi. Biar pun sedikit lebih mahal tapi ada pilihan. Ia sempat gembira ketika diberi tahu Garuda membuka penerbangan umrah lagi dari Surabaya. Transit di Jakarta. “Tapi setiap kali kami mendaftarkan penumpang disusul pemberitahuan batal. Itu beberapa kali,” ujar Bajuri.

Pemain travel umrah dan haji besar memang bergantian. Pernah dikuasai Linda Jaya. Lalu muncul meteor baru Tiga Utama. Banyak juga yang muncul, meroket, lalu menimbulkan perkara: First Travel dan Abu Tour. Yang tetap besar dan masih stabil adalah Maktour, Ebad Wisata, Shafira, dan beberapa lagi.

Saya sangat terkesan dengan Tiga Utama kala itu. Terutama dengan pemiliknya: Haji Latief asal Makassar. Pejabat tinggi siapa pun, artis terkenal bidang apa pun naik hajinya lewat Tiga Utama. Pun keluarga Presiden Soeharto.

Saya sempat dipinjami fasilitas kantor Tiga Utama di Makkah. Di situ kami bikin koran berbahasa Indonesia di Makkah. Kami bekerja sama dengan koran Makkah: AnNadwa.

0 Komentar