Oleh : Dahlan Iskan
SELALU ada juru selamat yang datang. Di mana-mana. Juga di Neom. Inilah kota baru impian besar putra mahkota Mohamad bin Salman. Yang saya begitu ingin melihatnya.
Yang diselamatkan: anak Siti Khalisnah Iskan binti Nyai Sareh binti Kiai Hasan Ulama. Ia memang lagi ke Neom untuk pembaca Disway –minus perusuhnya.
Saya tiba di Neom dengan mobil barang: dianggap sebagai salah satu barang yang harus dikirim perusahaan logistik. Mobilnya jenis Hiace yang sudah dimodifikasi.
Baca Juga:Praktik Durian Celeng Masih Ada Saja, Wakil Dewan: Tindak Tegas Biar Jera!Batang Gelar Senam Legend SKJ 88, Ini Daftar Pemenangnya
Saya pun diturunkan di Neom, di bagian kota baru yang paling ramai: ada kios Dunkin’ Donut, ada kios sandwich, ada pula kios burger di sebelahnya lagi. Lalu ada tenda dan meja kursi. Ada kantor logistik di situ. Ada toilet. Ada musala.
Di tengah-tengahnya ada gasebo bulat. Pembeli makanan dan kopi bisa duduk-duduk di situ. Ada empat TV di tengah. Menghadap ke segala sudut. Untuk nobar.
Saya beli kopi satu gelas: 10 riyal. Coffee late. Gelas kecil. Saya teringat perusuh Disway: ini kalau dibelikan kopi sachetan bisa untuk satu RT. Yang penting saya punya alasan ikut duduk di situ. Saya harus berpikir tenang: selanjutnya saya harus bagaimana.
Di sekitar lokasi itu hanya ada padang pasir. Gunung batu. Dan angin kencang. Di sebelahnya ada highway. Sibuk. Kendaraan berat bercampur mobil-mobil jenis off-road.
Mobil yang mengangkut saya sudah pergi. Bersama barang antaran lainnya. Barang beneran.
Saya pun terjebak di kesunyian. Kesunyian yang amat bising. Berdebu. Berderu.
Otak saya lebih berdebu lagi. Saya harus ke mana. Pakai apa.
Tempat ini hanya semacam rest area.
Baca Juga:Hore! Program Sembako 2023 Cair, Segini Besaran yang DiterimaJuru Selamat
Saya memang harus istirahat tapi mestinya tidak di tempat seperti ini. Saya sudah 12 jam naik bus dari Madinah. Ke arah utara. Lalu naik mobil antar barang itu 1,5 jam.
Sudah lebih 1.000 km saya melewati gurun dan gunung batu. Dan kini berhenti di tengah gurun bergunung.
Yang membuat saya tenang: ada uang cukup di dompet. Istri saya memasukkan sejumlah riyal ke situ sebelum berpisah di Madinah.