Ketika berada dalam perasaan yang mengganggu, orang mengaktifkan mekanisme pertahanan diri. Denial atau penyangkalan merupakan mekanisme pertahanan diri yang merujuk pada perilaku penghindaran terhadap realitas atau situasi untuk berpaling dari kecemasan.
Denial meliputi bagaimana orang tidak mengakui realitas atau mneyangkal konsekuensi dari realitas yang dihadapi. Mengadopsi perilaku denial berarti seseorang kesulitan untuk menerima sesuatu atau mengatasi tekanan yang datang karena hl tersebut.
Namun, di beberapa titik, mekanisme bertahan seperti ini dapat memiliki tujuan yang baik. Di mana orang memberikan dirinya waktu untuk beradaptasi dengan perubahan yang tiba-tiba terjadi. Dengan memberi diri sendiri waktu, orang mungkin bisa menerima, beradaptasi, hingga beralih fokus atau move on dari hal yang tidak mengenakkan.
Baca Juga:Waspada Alami Kejahatan di Internet, Atasi Cyberstalking dengan 5 Cara IniCyberstalking, Perilaku Mengganggu Lewat Internet yang Harus Dicegah
Akan tetapi, denial juga membawa permasalahan dalam hidup manusia, membuat mereka tidak kunjung mengatasi masalah atau membuat perubahan yang dibutuhkan. Dalam beberapa kasus, perilaku ini juga menghalangi orang untuk menerima pertolongan yang sebenarnya mereka butuhkan.
Istilah penyangkalan ini pertama kali dideskripsikan oleh seorang psikoanalisis, Sigmund Freud, bahwa denial adalah penolakan untuk memahami fakta yang mengecewakan terkait peristiwa eksternal dan internal, termasuk ingatan, pemikiran, dan perasaan.
Tanda Denial
Terdapat beberapa tanda denial yang bisa dijadikan sebagai alarm bahwa orang berada di situasi denial.
Menolak untuk membicarakan persoalan yang dihadapi, ketika persoalan ini masuk ke dalam topik pembicaraan, orang memilih untuk membelokkan arah dialog agar sebisa mungkin topik tersebut tidak berlangsung panjang.
Membenarkan perilaku sendiri, selalu mencari jalan untuk membela diri dengan membenarkan penyangkalan yang dilakukan. Pun ketika dinasihati, orang memilih untuk bertahan dengan penolakan dan penyangkalan yang mereka buat.
Menyalahkan faktor eksternal, entah itu orang lain atau situasi yang dianggap menyebabkan permasalahan yang saat ini mereka hadapi.
Berjanji untuk menyelesaikan masalah di kemudian hari, dan melakukan penundaan di hari ini. Tidak ada waktu yang pasti tentang esok hari yang dimaksudkan, karena terkadang itu hanya alasan yang dibuat-buat untuk tidak segera bergerak menyelesaikan masalah yang dihadapi.