KAJEN, Radarpekalongan.id – Rumah Slamet Ismanto (43) di Desa/Kecamatan Lebakbarang Kabupaten Pekalongan ludes terbakar, Minggu (12/3/2023), pukul 10.00 WIB. Diduga kuat rumah di Dukuh Cembang RT 04 RW 06, Desa Lebakbarang, ini ludes terbakar karena korsleting listrik.
Rumah Slamet yang ludes terbakar ini lokasinya di tengah kebun yang agak jauh dari pemukiman warga lainnya. Warga baru mengetahui rumah itu terbakar setelah melihat kepulan asap hitam membubung tinggi dari rumah korban, disusul suara ledakan keras seperti petasan dari dalam rumah korban.
Rumah Slamet di Lebakbarang ludes terbakar (Hadi Waluyo)
Puluhan warga mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, laki-laki dan perempuan, sekuat tenaga berupaya memadamkan kobaran api dengan alat seadanya. Namun hembusan angin cukup kencang, sehingga api yang kian membesar sulit dipadamkan. Hanya dalam itungan jam, rumah korban ludes terbakar.
Baca Juga:7 Faktor Penyebab KDRT, Suami Pengangguran Hingga Pemabuk Lebih Berisiko Lakukan Kekerasan Dalam Rumah TanggaAngin Puting Beliung Terjang Desa Werdi, 1 Rumah Warga Rusak
Lokasi kebakaran di daerah pegunungan juga menjadi kendala tersendiri bagi petugas pemadam kebakaran untuk dengan cepat tiba di lokasi kebakaran. Jalan yang sempit dengan kondisi yang ekstrem jadi kendala petugas damkar Kabupaten Pekalongan. Petugas damkar tiba di lokasi setelah rumah itu ludes terbakar.
Sekretaris Desa Lebakbarang, Slamet Kiswanto, mengatakan, untuk penyebab kebakaran rumah Slamet Ismanto pihaknya belum mengetahui secara pasti. Namun dugaan kuat rumah itu ludes terbakar akibat korsleting listrik.
“Pada saat kejadian rumah dalam keadaan kosong. Korban dan istrinya bekerja. Pas hari Minggu, libur sekolah, anaknya yang satu main, yang dua ke tempat neneknya. Alhamdulilah meski rumah ludes terbakar, tidak ada korban jiwa karena ketiga anaknya tidak di dalam rumah semua,” terang dia.
Warga secara swadaya mencoba memadamkan api dengan alat seadanya (Hadi Waluyo)
Kebakaran itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Sekitar pukul 09.30 WIB, berdasarkan informasi yang ia peroleh ketiga anak korban baru saja keluar rumah untuk bermain. Satu orang bermain di luar bersama teman-teman sekampungnya. Yang dua lagi, bermain ke tempat neneknya yang masih berada di satu desa itu. “Pak Slamet masih kerja ikut masang-masang layos di Kutorembet. Istrinya kerja buruh cuci gosok pakaian jadi kerjanya pindah-pindah,” ungkapnya.