SVB memang didirikan terkait dengan demam startup di San Jose, California zaman itu: 1983. Nama Silicon Valley menjadi seperti jaminan mendapatkan dana besar. Dana dari venture capital membanjir ke Silicon Valley. Hanya ada sedikit kesulitan teknis: dana ventura itu harus ditarik kembali, sesuai dengan jadwal penarikan. Maka perlu ada lembaga keuangan yang mengurus penarikannya. Bank-bank konvensional belum punya pemahaman mendalam soal perilaku startup. Terutama dalam menghitung risikonya.
Maka muncul ide untuk mendirikan Silicon Valley Bank. Pasar keuangan menyambutnya dengan gegap gempita. Seperti gula ketemu semut. Apalagi saat itu harga saham perusahaan teknologi membalon tinggi-tinggi. SVB tidak hanya mengurus pengembalian dana ventura. Ketika startup itu berhasil menjadi perusahaan yang bagus mereka tetap menjadi nasabah SVB.
Ujian pertama terjadi ketika banyak balon itu meletus. Mengisi anginnya terlalu banyak.
Baca Juga:Neom UcengBeijing Syiah-Sunni
SVB tidak bisa hanya mengandalkan perputaran uang startup. Bank harus tetap hidup. Maka SVB melebarkan sayap ke pendanaan real estate. Hasilnya: rugi USD 2 miliar. SVB pun merger dengan bank lokal di Santa Clara. Kantor pusat SVB pun pindah dari San Jose.
SVB juga membuka jaringan internasional. Terutama di pusat-pusat pertumbuhan teknologi baru: Inggris, Israel, India, Tiongkok. Di Tiongkok terbentur oleh peraturan lokal. Tapi bisa diatasi: SVB menggandeng bank lokal di Shanghai. Sahamnya 50:50. Maju. Bahkan SVB Shanghai mendapat izin yang sangat sulit: membuka transaksi Renminbi.
Dengan tutupnya SVB di California, tutup pula semua cabang SVB di luar negeri. Kecuali yang di Shanghai itu. Mungkin Tiongkok akan memaksa membeli saham 50 persen milik SVB dengan harga bangkrut. Atau mengundang bank Amerika lainnya untuk membelinya. Demi menjaga hubungan dengan Amerika. Hasil penjualan itu bisa masuk ke lembaga yang mengurus kebangkrutan SVB.
Penyebab kebangkrutan itu sendiri sangat klasik: nasabah ramai-ramai mengambil uang dari bank. Termasuk nasabah-nasabah besar. Morgan Stanly ada di dalamnya. Mereka mulai mendengar rumit bank itu mengalami kesulitan.
Manajemen SVB terus mencari pinjaman untuk tutup lubang. Kian lama kian ke pinjaman jangka pendek. Terakhir, bahkan, pinjaman satu malam. Harapannya, Jumat pagi bisa dapat pinjaman baru: USD 2,25 miliar. Betapa hebat kalau berhasil. Mencari pinjaman USD 2,25 miliar hanya dalam waktu satu hari. Sedalam itu lubang yang harus ditutup pagi itu.