Bukan hal yang asing menemui orang yang selalu ingin dianggap unggul oleh orang lain, bahkan sampai ditahap merendahkan sekitarnya. Tentu, sikap ini bukan hal yang baik dan dapat membuat orang lain tidak nyaman. Karenanya, kamu perlu menghindari superiority complex salah satunya agar memiliki keterhubungan sosial yang positif dengan orang lain.
Orang dengan superiority complex sering memiliki pendapat yang berlebihan tentang diri mereka dan percaya bahwa kemampuan dan prestasi mereka melampaui orang lain. Namun, jauh di baliknya, mereka tengah menyembunyikan perasaan rendah diri yang dimiliki.
Alfred Adler, seorang psikolog, menggambarkan superioritas sebagai mekanisme pertahanan untuk persaan tidak mampu tentang sesuatu yang mereka perjuangkan. Superioritas complex ini juga berkaitan dengan kesejahteraan manusia sebagai individu, di samping hubungannya dengan interaksi sosial.
Baca Juga:6 Tanda Superiority Complex, Selalu Merasa Lebih Unggul dari Orang LainSuperiority Complex: Merasa Paling Baik Turunkan Kualitas Dirimu
Sederhananya, orang dengan superiority complex sering kali memiliki sikap sombong kepada orang-orang di sekitarnya untuk menutupi kekurangan.
Untuk pergi dari situasi itu, kamu perlu mengapa hal tersebut bisa terjadi dan berusaha untuk menghindari superiority complex.
Penyebab Superiority Complex
Studi yang dilakukan pada tahun 2022 dengan mengacu pada pemikiran Adler, terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab superiority complex.
Pola Pengasuhan Masa Kecil
Alder mengungkapkan bahwa anak-anak yang terlalu dimanjakan ketika masih kecil menjadi terbiasa dengan sesuatu yang hadir dengan sendirinya. Mereka cenderung merasa bahwa dunia berputar di sekitar mereka, yang membuat mereka meredam kreativitas, inisiatif, dan keberanian.
Namun, ketika terjun ke dunia luar dan berinteraksi dengan orang yang lebih mampu, mereka merasa rendah diri. Untuk mengatasinya, mereka mengembangkan superiority complex dan bukannya mengembangkan diri.
Kondisi Kesehatan Jiwa
Menurut Adler, orng yang hidup dengan masalah kesehatan mental juga kesulitan menghindari superiority complex, karena mereka mungkin kesulitan mengatasi perasaannya dan menjadi putus asa. Mereka kemudian mengembangkan perasaan rendah diri dan merasa perlu memberikan kompensasi dengan mengunggulkan dirinya.