” Uang dari hasil donasi dibelikan material kayu untuk pembuatan rumah Mbah Parmin. Tinggal atap dan dinding rumah yang belum dapat. Karena uang donasi Ndak cukup untuk membelinya,” ungkapnya.
Sugeng menyatakan, kondisi Mbah Parmin tak hanya juga dilaporkan ke pihak desa, akan tetapi juga sampai ke pihak kabupaten. Banyak pejabat yang datang namun mereka hanya menanyakan sudah dapat bantuan apa tidak. Opsi lainya Mbah Parmin akan dibawa ke panti jompo. Padahal yang dibutuhkan adalah gubuk Mbah parmin dapat direhab sehingga layak huni.
Karena iba dan peduli dengan nasib Mbah Parmin, relawan desa bersama pekerja sosial menggalang donasi patungan berencana membangunkan rumah sederhana layak huni bagi Mbah Parmin. Mereka menargetkan sebelum bulan Ramadan rumah Mbah Parmin sudah jadi sehingga di bulan Ramadan nasib Mbah Parmin sudah bisa lebih baik, dapat tinggal di gubuknya tanpa kawatir lagi. Yang pasti, ia dapat beribadah dengan tenang di bulan Ramadan serta tidur dengan nyaman.
Baca Juga:Imbas Ekonomi Sedang Sulit, Uang Rp 100 Ribu Kian Tak Berdaya?Hasil Panen Bawang Merah Tak Maksimal Akibat Cuaca Ekstrem di Awal 2023
“Meski hujan, karena gubug ya masih bagus atapnya belum bocor, ya tetap tinggal di situ. Tapi kondisi sekarang beda. Kalau hujan Mbah Parmin tidur di musholla. Kalau reda kembali ke gubuk. Gubuk Mbah Parmin akan kita buatkan rumah tinggal layak huni ukuran 4×6 meter. Ada tempat solatnya, dapur dan tempat tidurnya. Selama ini bantuan pemerintah sulit masuk karena yang dilihat Mbah Parmin tak punya tanah Kepekaan untuk peduli para pejabat kepada warganya masih kurang karen selalu bersifat normatif,” tandasnya. (lid/sef)