Tembus Pasar Internasional
Canting hias Pak Mahmud kini tak hanya dijual di sekitar Jakarta, Bandung atau Solo Yogyakarta. Tapi ternyata sudah tembus ke pangsa pasar internasional.
Di tengah kesibukannya menata canting hias ke dalam kotak, Pak Mahmud bercerita bahwa pernah ada yang pesan dari luar negeri. Dengan riang gembira, ia percaya diri bahwa canting hias yang dibuat memang tak terlalu laku di Indonesia khususnya di Kota Pekalongan.
Namun orang luar negeri justru terpukau dengan kreativitas Pak Mahmud dalam membentuk tembaga lempengan jadi beberapa bentuk.
Baca Juga:5 Tips Poligami ala Mat Peci, Istri Tak Harus Tersakiti. Yuk, Simak UlasannyaKisah Poligami Keluarga Mat Peci, Nyata Tanpa Drama! Hidup Bahagia dengan 2 Istri
“Yang pesan dari mana aja pak?,” tanya saya.”Ada dari Jakarta, Bandung, Yogya, Solo dan pernah ada juga dari Thailand pesen, Mas,” jawab Pak Mahmud.
“Keren ya pak sampai Thailand juga.”
Menggarap Pesanan Pemkot
Kotak-kotak box hitam ukuran 10 kali 20 centimeter berjajar menunggu dimasukkan canting hias. Canting hias cantik sudah siap dengan tulisan Pekalongan bagian bawahnya.
Sementara canting hias lainnya berjajar di dinding-dinding rumah Pak Mahmud. Rupanya itu semacam portofolio untuk menunjukkan bahwa “Ini lho kreasine nyong!”.
Terlihat canting hias Pak Mahmud model lukisan, kubus segi empat dengan motif tertentu,bentuk fisik miniatur kursi lengkap dengan oranamennya, sampai lambang kota Pekalongan full pakai lempengan tembaga.
Sampai Retno Purnomo, Kabid Pariwisata dari Dinparbudpora Pekalongan, pun terpukau melihat karya Pak Mahmud. Saya sudah dua kali menyambangi rumah pak Mahmud yang seperti museum saja.
Kemarin saya ke rumah Pak Mahmud lagi untuk melihat proses pembuatan canting hias. Tapi sayangnya hari itu sudah tahap finishing sehingga belum sempat lihat proses pembuatan dari awal.
“Ngapunten mas lagi hari ini nggak buat dari awal. Ini sudah mau tahap finishing tinggal ditempelin canting hiasnya terus dikasih stiker.”
Baca Juga:Rekomendasi 6 Tempat Bukber Sama Keluarga Pacar Sekitar Kota PekalonganPacaran yang Dibolehkan dalam Agama, Yuk Simak 5 Syarat dan Ketentuannya
Dilihat dari tulisannya tertulis “Pekalongan” dengan gaya khasnya. Rupanya canting hias Pak Mahmud mulai dilirik dinas-dinas pemerintah kota batik sendiri. Tentu saja ini merupakan peluang besar bagi Pak Mahmud.
Namun seperti pisau bermata dua, canting hias Pak Mahmud rawan akan pelanggaran hak cipta. Sebab penempelan hal cipta sekedar stiker biasa yang mudah dicopot. Padahal canting hias pak Mahmud satu-satunya di kota Pekalongan.