2. Permasalahan Ekonomi
Kedua adalah permasalahan ekonomi. Banyak pasangan, terutama perempuan yang merasa tidak enak hati saat membahas masalah ekonomi dengan pasangannya sebagai salah satu topik obrolan sebelum menikah.
Mereka beranggapan bahwa hal tersebut dapat menimbulkan prasangka bahwa dirinya matre atau terlalu memandang harta.
Padahal bukan di situ poinnya. Urusan ekonomi wajib dibahas bersama pasangan saat belum menikah.
Baca Juga:5 Rekomendasi Wisata Air di Tegal, Cocok untuk Ngabuburit di Bulan RamadanKapan Puasa Menurut Muhammadiyah 2023? Wajib Catat Tanggalnya
Kompromi yang harus ada terkait urusan ekonomi di rumah tangga meliputi siapa yang memegang gaji pasangan? Apa akan diatur sendiri atau istri yang mengatur?
Jika keduanya sama-sama bekerja, lalu gaji itu akan dijadikan uang bersama atau sendiri-sendiri? Bagaimana mengalokasikan gaji dari keduanya?
Apakah kita atau pasangan kita mempunyai hutang piutang dengan orang lain saat belum menikah? Jika ada, lalu saat menikah apakah akan ditanggung sendiri atau bersama?
Terkait aset juga harus dibicarakan. Apakah aset-aset yang sudah kita dan pasangan kita dapatkan dicatat sebagai harta masing-masing atau menjadi milik bersama ketika menikah.
Jangan ragu untuk membahas hal-hal seperti itu dalam obrolan sebelum menikah demi kebaikan bersama.
Pasangan yang memiliki pemikiran terbuka justru akan baik-baik saja ketika mendiskusikan hal-hal tersebut selama pembawaannya juga tetap sopan.
3. Rencana Memiliki Anak
Salah satu hal yang masih tabu untuk dibahas adalah tentang rencana memiliki anak.
Baca Juga:Manchester City Menang 7-0, Inilah 4 Rekor Erling Haaland di Laga SemalamMeskipun Rivalitas Klub Inggris Terkenal Panas, 5 Pemain Ini Juara Bersama Klub Musuh
Sekilas orang-orang beranggapan bahwa tujuan utama menikah adalah untuk mendapatkan keturunan, jadi untuk apa membahas persoalan momongan sebelum menikah?
Justru itu, saat ini tidak semua orang menikah berorientasi ke urusan anak. Ada yang lebih kompleks dari itu.
Oleh karenanya tanyakan terlebih dahulu ke pasangan apakah saat menikah sama-sama menginginkan hadirnya seorang anak?
Jika iya, rencananya akan berapa banyak anak? Berapa jarak usia setiap anaknya?
Tentang pola asuh atau parenting juga harus diobrolkan, akan dididik seperti apa si anak nantinya?
Bagaimana rencana pendidikannya, apakah akan disekolahkan di tempat yang biasa-biasa saja atau harus yang berkualitas?
Bagaimana jika pasangan ternyata tidak menginginkan hadirnya seorang anak?