BATANG, RADARPEKALONGAN.ID – Panitia drag truck harus menghadapi situasi sulit.
Event balap drag bertajuk ‘Alas Roban Drag Truck 2023’ di Kawasan Terpadu Batang (KITB) dipastikan gagal digelar.
Sebab, hingga H-2 sebelum kejuaraan digelar pada 18-19 Maret 2023, Kapolres Batang, AKBP Saufi Salamun tak kunjung mengeluarkan izin.
“Ya, surat izin tak kunjung turun. Kami coba menghubungi kapolres dan dilakukanlah audiensi. Kami paparkan semua kesiapan acara itu di hadapan kapolres langsung. Namun respon berbalik dari Kapolres, yang menyatakan izin tidak dapat diberikan, karena unsur safety penonton tidak terpenuhi,” ujar Khoerul Zaefudin, panitia drag truck dihubungi Sabtu (18/3/2023).
Baca Juga:Tunggu BuldozerWaduh! Tak Dapat Izin Kapolres, Event Drag Truck 2023 KITB Ditunda
Menurut Irul, bukan tupoksi kepolisian untuk menentukan standar pelaksanaan dari safety pembalap, penonton dan acara itu. Melainkan menjadi wewenang dari Ikatan Motor Indonesia (IMI).
“Jadi aneh saja bagi kami mendengar hal itu. Karena kepolisian itu kan wewenangnya menjaga keamanan, bukan membuat regulasi sendiri untuk olahraga otomotif,” tegas panitia drag truck ini.
Unit truck yang akan mengikuti Drag Truk di KIT Batang.
Jadi, lanjut Irul, sebenarnya tahapan tahapan itu sudah dilaluinya. Termasuk keluarnya rekomendasi dari IMI yang sebelumnya disyaratkan oleh Polres Batang untuk penyelenggaraan Drag Truk itu.
“IMI sudah inspeksi sirkuit secara langsung. Di mana hasil inspeksi IMI menyatakan lokasi dan panitia layak untuk penyelenggaraan drag truk dan memenuhi standar diatas rata rata yang sering digelar di Indonesia,” terangnya.
Panitia drag truck sudah menempuh prosedur
Irul pun menegaskan, kesiapan panitia mulai dari permohonan izin polres, izin penggunaan tempat dari KITB, rekomendasi Polsek, rekomendasi IMI, sampai rekomendasi dari Dinas Pemuda dan Olahraga. Seluruh izin dan rekomendasi itu sudah diserahkan ke Polres Batang,” kata panitia drag truck ini.
“Menurut keterangan Kapolres pada saat pertemuan dengan panitia, menyatakan bahwa tipikal penonton Indonesia itu susah diatur dan berpotensi menerobos pagar barikade. Hal itu disamakan dengan supporter sepak bola, padahal faktanya di drag resmi tidak pernah terjadi sifat penonton yang mirip supporter bola,” ujarnya.