Untuk menghindari pengambilan keputusan yang salah, mengandalkan logika dan pemeriksaan pilihan yang bijaksana kadang-kadang bisa lebih penting daripada mengandalkan reaksi langsungmu terhadap opsi yang kamu buat.
Bias Optimisme
Anehnya, orang cenderung memiliki optimisme alami yang dapat menghambat pengambilan keputusan yang baik.
Dalam sebuah penelitian, peneliti Tali Sharot bertanya kepada peserta apa yang menurut mereka kemungkinan dari banyak peristiwa yang tidak menyenangkan, termasuk dirampok atau terkena penyakit mematikan. Setelah orang membuat prediksi, para peneliti memberi tahu mereka kemungkinan yang sebenarnya.
Baca Juga:Harus Menghentikan Guilt Complex, Ini 4 Kunci yang Perlu Kamu Praktikkan5 Pentingnya Emosi dalam Hidupmu, Jangan Abai Berikan Perhatian
Ketika orang diberi tahu bahwa risiko terjadinya sesuatu yang buruk lebih rendah dari yang diharapkan, mereka cenderung menyesuaikan prediksi mereka agar sesuai dengan informasi baru yang mereka pelajari. Ketika mereka menemukan bahwa risiko terjadinya sesuatu yang buruk jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan, mereka cenderung mengabaikan informasi baru tersebut.
Misalnya, jika seseorang memperkirakan bahwa kemungkinan kematian akibat merokok hanya 5%, tetapi kemudian diberi tahu bahwa risiko kematian sebenarnya mendekati 25%, kemungkinan besar mereka akan mengabaikan informasi baru tersebut dan tetap berpegang pada perkiraan awal mereka.
Sebagian dari pandangan yang terlalu optimis ini berasal dari kecenderungan alami untuk percaya bahwa hal-hal buruk terjadi pada orang lain tetapi tidak pada kita. Ketika orang mendengar tentang sesuatu yang tragis atau tidak menyenangkan terjadi pada orang lain, mereka sering mencari hal-hal yang mungkin telah dilakukan orang tersebut untuk menyebabkan masalah. Kecenderungan untuk menyalahkan para korban ini melindungi orang dari pengakuan bahwa mereka sama rentannya terhadap tragedi seperti orang lain.
Karena kamu mungkin terlalu optimis tentang kemampuan dan prospekmu, kamu cenderung percaya bahwa keputusanmu adalah yang terbaik.
Meskipun tidak mungkin membuat pilihan yang sempurna sepanjang waktu, ada strategi yang dapat kamu gunakan untuk membantu meminimalkan pengambilan keputusan yang buruk. Menyadari beberapa dari banyak faktor yang berkontribusi pada keputusan yang salah adalah salah satu cara terbaik untuk menjadi pembuat keputusan yang lebih baik.