Perilaku defensif melibatkan kebiasaan membenarkan perilaku atau membuat alasan untuk diri sendiri ketika menghadapi kemarahan, kritik, rasa bersalah, atau rasa malu.
Kita semua pernah berada dalam situasi di mana kita menerima umpan balik negatif, menghadapi kemarahan seseorang, merasa bersalah atas tindakan kita, atau merasa malu. Bersikap defensif berarti terburu-buru membela diri ketika dihadapkan pada situasi yang tidak nyaman, daripada mendengarkan dan benar-benar membicarakan masalahnya.
Jika kamu merasa bersalah atas perilaku ini, kamu tidak sendirian. Bertahan adalah mekanisme psikologis otomatis yang dipicu oleh stresor emosional internal atau eksternal. Reaksi ini mungkin disadari atau tidak disadari.
Baca Juga:5 Hal Tidak Terpikirkan Tentang Optimisme, Kamu Perlu Tahu!7 Cara Meningkatkan Optimisme dan Mereduksi Kecemasan di Keseharianmu
Artikel ini membantumu untuk meminimalisir bahkan menghentikan perilaku defensif yang biasanya sudah melekat dalam dirimu.
Cara Untuk Tidak Terlalu Defensif
Dr. Aimee Daramus, seorang psikolog klinis yang berlisensi menyarankanmu untuk melakukan beberapa hal ini.
Dengarkan
Dengarkan masalah orang lain sebelum kamu buru-buru membela diri. Terkadang, hanya dengan mendengarkan orang tersebut dengan baik, dapat membantu mereka merasa dilihat dan diakui.
Mencari Klarifikasi
Jika seseorang menuduhmu melakukan kesalahan, mintalah klarifikasi agar kamu memahami apa yang mereka tuduhkan dan bagaimana pengaruhnya terhadap mereka.
Bertanggung jawab
Jika kamu telah melakukan kesalahan, belajarlah mengakuinya dan bertanggung jawab untuk itu. Perlakukan hal tersebut sebagai peluang untuk pertumbuhan pribadi atau profesional dan cobalah untuk belajar darinya.
Tanyakan Apa yang Bisa Kmau Lakukan
Tanyakan kepada orang lain apa yang dapat kamu lakukan untuk memperbaiki situasi. Jujurlah tentang apa yang dapat kamu lakukan untuk memperbaikinya. Jangan membuat janji yang tidak bisa kamu tepati demi hal itu, karena hanya akan memunculkan persoalan baru.
Perbaiki Masalah
Jika kamu mampu melakukan sesuatu untuk memperbaiki situasi, lakukan dan selesaikan pekerjaan. Misalnya, jika kamu dipanggil untuk tidak mencuci piring, cucilah daripada membuat alasan mengapa kamu tidak mau melakukannya.
Perhatikan Pemicumu
Baca Juga:Bias Optimisme, Apakah Baik untuk Tidak Peka Terhadap Kemungkinan Buruk?Penasaran Mengapa Sering Membuat Keputusan yang Salah? 5 Hal Berikut Bisa Memberimu Jawaban
Saat kamu bersikap defensif, tanyakan pada diri sendiri mengapa dan dengan siapa kamu merasa seperti ini. Hal ini mungkin juga membantu untuk memperhatikan dengan siapa kamu merasa nyaman dan apa alasannya. Jika perilaku orang lain memunculkan sikap defensifmu, kamu mungkin untuk mendiskusikan bagaimana kalian berdua dapat melakukannya dengan lebih baik.