RADARPEKALONGAN.ID – Saat ini industri perhotelan di Indonesia tidak hanya menawarkan pelayanan saja, namun juga menawarkan keunikan tersendiri. Salah satunya yang ditawarkan hotel tertipis di Indonesia, Hotel Pitu Rooms.
Desain interior maupun eksteriornya dikemas begitu rupa sehingga menjadikan penginapan unik satu ini menjadi viral dan menciptakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Lokasi dan Detail Desain Hotel Tertipis di Indonesia
Hotel Pitu Rooms ini terletak di Jalan Sukowati No. 33 Kalicacing Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Pitu Rooms memiliki desain yang unik dengan lebar hanya 2,8 meter saja. Dengan spesikasi ukurannya adalah lebar 280 centimeter, panjang 950 centimeter dan tinggi 1.700 centimeter.
Baca Juga:Malam Lailatul Qadar: 5 Tanda Malam Lailatul Qadar dan Amalan yang Dapat DilakukanArti, Kapan dan 5 Makna dari Malam Lailatul Qadar yang Wajib Anda Ketahui
Pitu Rooms memiliki ukuran yang lebih kecil dari ukuran gang yang letaknya persis disebelahnya, yang memiliki lebar 3 meter. Hal inilah yang membuat Hotel Pitu Rooms disebut sebut sebagai hotel tertipis di Indonesia.
Penginapan ini merupakan hasil karya dari arsitektur anak bangsa, yang bernama Ary Indra. Penginapan ini menyediakan tujuh kamar yang terdiri dari 6 lantai. Dengan desain interior yang berbeda beda disetiap kamarnya.
Fasilitas Kamar (Foto/Instagram/piturooms)
Dari dalam kamar, tamu hotel dapat melihat 360 derajat view Kota Salatiga yang sangat indah. Selain menawarkan desainnya yang unik, Pitu Rooms juga menyediakan fasilitas yang tidak kalah lengkap dengan hotel hotel yang berukuran normal lainnya.
Fasilitas yang ada di penginapan
View Di Cafe Pitu Rooms (Foto/instagram/pitorooms)
Fasilitas yang ada berupa lift capsul yang dapat menampung satu orang, cafe yang berada di rooftop dengan view langsung menghadap ke Gunung Merbabu, dan kamar kamar yang memiliki fasilitas yang standar dengan hotel pada umumnya.
Dilansir dari kemenparekraf.ri Hotel Pitu Rooms yang dirancang oleh Ary Indra ini membuktikan bahwa kreativitas yang dimiliki serta adaptasi dari berbagai hal dapat menciptakan nilai baru dalam seni arsitektur ditengah keterbatasan lahan yang ada.