“Kami mengucapkan terima kasih karena Desa Linggoasri ini menjadi salah satu desa di Kabupaten Pekalongan yang menjadi contoh dan dipilih menjadi Desa Sadar Kerukunan dan kedepannya juga ada Kampung Moderasi,” katanya.
Masyarakat Desa Linggoasri Peluk 4 Agama, Masyarakatnya Hidup Rukun (Hadi Waluyo)
“Salah satu kunci kerukunan di desa kami adalah warisan dari leluhur yaitu sebuah peninggalan tak benda yang berbentuk tradisi yang jika kita pahami mengandung pesan kebaikan bagi masyarakat Linggoasri,” ucap Taswono.
Kegiatan penobatan Linggoasri Sebagai Desa Sadar Kerukunan tidak berhenti sampai di sini. Nantinya akan diagendakan grand launching pada bulan April bersamaan dengan perayaan syawalan di Linggoasri.
Baca Juga:Awas!Peredaran Miras Geser ke Tempat Kost, Polisi Sita 30 Botol CiuPastikan Stok Bahan Pokok Aman, Kapolres Pekalongan Pantau Pasar Tradisional Jelang Ramadhan 1444 H
Perayaan Nyepi, Azan Tanpa Pengeras Suara
Kepala Desa Linggoasri, Imam Nuryanto, mengatakan, kerukunan antarumat beragama di desanya berjalan dengan baik. Hubungan sosial dan kekeluargaan antara umat muslim dan Hindu di desanya tercipta dengan baik, sehingga tidak pernah ada gesekan antarumat beragama.
“Toleransi yang ada selalu kita jaga dengan baik, sehingga tidak pernah ada persoalan,” kata dia.
Ia mencontohkan, di saat umat Hindu merayakan perayaan Hari Raya Nyepi, maka warga desanya yang sebagian besar beragama Islam sangat menghormatinya. “Saat prosesi Nyepi, suara azan pun tidak menggunakan pengeras suara. Kami menghormati mereka untuk bisa menjalankan ibadahnya masing-masing,” ujar dia. (had)