Bukik menjelaskan, buku panduan ini memiliki lima ciri esensial. Pertama, memiliki tujuan esensial dan terintegrasi, sehingga guru memiliki waktu untuk mempelajari, mencoba, dan melakukan perbaikan.
Kedua, teaching at the right level, karena sudah lengkap dengan asesmen awal pembelajaran dalam bentuk sederhana. Hal ini akan membantu guru memahami perkembangan literasi murid mereka.
Ketiga, pembelajaran berbasis kompetensi, bukan hanya pengetahuan. Keempat, adanya penerapan pembelajaran berdiferensiasi sederhana. Kelima, pembelajaran kontekstual, sehingga aktivitas murid nantinya tidak hanya di dalam kelas namun juga di rumah dan masyarakat.
Baca Juga:Menginspirasi, Pemabuk Jadi Muazin, 2 Fase Perjalanan Spiritual Seorang Jazim, Mirip Kisah Nuaiman11 Tahun Amalkan Salat Hajat, Kedua Orangtua Ini Hantarkan Anaknya Wisuda STAN dan Bekerja di Kementerian
“Selain itu ada ciri praktisnya. Praktis, mudah, dan sistematis. Praktis karena bisa langsung digunakan oleh guru. Mudah, karena tidak membutuhkan pelatihan khusus untuk menggunakannya. Sistematis karena akan menuntun guru mengaitkan asesmen awal pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan pilihan strategi diferensiasi,” terang Bukik.
Dia mengatakan, buku panduan ini tidak hanya merupakan terobosan pendidikan Indonesia, namun juga global. Oleh karena itu, Bukik mengajak semua pihak yang peduli pada anak Indonesia dan masa depannya untuk menyebarluaskan buku tersebut. Buku panduan dapat diunduh dan dimanfaatkan, melalui guru.kemdikbud.go.id.
Semoga Indonesia cepat pulih dari learning loss, karena hal ini sangat mempengaruhi perkembangan bangsa ini, baik dari sisi cara berpikir, estafe generasi dan kemampuan pemimpin di masa yang akan datang.
Learning loss akan menjadikan estafet tersebut mandek karena ketidaksiapan calon-calon pemimpin untuk mengemban amanah di era berikutnya. Padahal, perpindahan generasi ini merupakan keniscayaan dan tidak bisa ditunda. Semoga learning loss dapat teratasi. (sep)
Yayasan Guru Belajar adalah lembaga philanthropic intermediary yang memberdayakan guru menjadi penggerak perubahan melalui kolaborasi beragam organisasi penggerak: keguruan, kepemimpinan, jaringan sekolah/madrasah. Yayasan Guru Belajar bergerak melalui Kampus Guru Cikal, Kampus Pemimpin Merdeka, dan Cerita Guru Belajar.