Bagaimana Menerapkan Law of Attraction
Jadi, bagaimana kamu bisa mulai menerapkan hukum tarik-menarik? Menurut filosofi ini, kamu berkuasa menciptakan realitasmu sendiri. Apa yang kamu fokuskan adalah apa yang kamu tarik ke dalam hidupmu.
Hal ini menunjukkan bahwa apa yang kamu yakini akan terjadi dalam hidupmu adalah apa yang benar-benar terjadi.
Beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk memasukkan hukum tarik-menarik ke dalam hidupu meliputi: rasa syukur, visualisasi tujuan, mencari sisi positif dari berbagai situasi, mengidentifikasi pikiran negatif, menerapkan afirmasi positif, dan membingkai ulang kejadian negatif dengan sudut pandang yang lebih positif.
Baca Juga:Cara Mencegah Kekhawatiran Agar Tidak Sebabkan Kebiasaan Menunda-Nunda7 Cara Berhenti Bersikap Defensif, Tak Pernah Mau Disalahkan
Meskipun hukum tarik-menarik mungkin bukan solusi langsung untuk semua tantangan hidup, hukum ini dapat membantumu belajar memupuk pandangan hidup yang lebih optimis. Law of attraction juga dapat membantumu tetap termotivasi untuk terus bekerja menuju tujuan.
Potensi Jebakan Law of Attraction
Satu masalah tentang buku-buku seperti “The Secret” serta interpretasi sebagian orang tentang hukum tarik-menarik adalah bahwa hal itu menunjukkan bahwa keyakinan tentang hal-hal baik akan datang kepada kita yang akan memberikan semua yang kita inginkan, tanpa tindakan apa pun di balik keyakinan itu.
Padahal, sudut pandang optimislah yang mendorong perilaku proaktif yang pada gilirannya, membawa hasil yang luar biasa bagi orang yang optimis dalam hidup mereka. Orang optimis tidak menerima manfaat dari sikap mereka sendirip. Melainkan, perilaku yang diilhami oleh sikap itulah yang menciptakan perubahan nyata.
Agar keyakinan memengaruhi perilaku, penting juga untuk memiliki hal-hal seperti sasaran, perhatian, komitmen, motivasi, deadline, tantangan, hingga aspek pendukung lainnya.
Para kritikus “The Secret” dan buku-buku lain tentang hukum tarik-menarik juga menunjukkan keprihatinan yang sangat nyata bahwa orang-orang mungkin mulai menyalahkan diri mereka sendiri atas kejadian-kejadian negatif yang berada di luar kendali mereka, seperti kecelakaan dan cedera, pemutusan hubungan kerja karena penurunan keuangan, atau penyakit utama.