Dalam keadaan seperti itu, kamu mungkin mulai memiliki pola berpikiran negatif, seperti melabeli diri sendiri sebagai pecundang atau menyalahkan diri sendiri karena tidak mencapai tujuan.
Kamu mungkin berpikir pada diri sendiri, “Saya tidak akan pernah sukses” atau “ini tidak seharusnya terjadi”. Seiring waktu, pikiran-pikiran ini dapat menurunkan harga diri dan bahkan dapat menyebabkan gejala depresi.
Mengatasi Pola Berpikir Negatif
Keyakinan pribadi dipelajari dan dikembangkan dari waktu ke waktu, membuatnya sangat sulit untuk diubah. Demikian pula pola pikir yang menjadi kebiasaan cara berpikir yang begitu mendarah daging, di mana seringkali kamu tidak menyadarinya. Namun, ada cara untuk memutus siklus keyakinan yang merugikan diri sendiri dan pola berpikir negatif.
Baca Juga:8 Tips Law of Attraction untuk Manifestasikan MimpimuCara Kerja Law of Attraction, 3 Area Kehidupan yang Bisa Dijangkau
Untuk mengatasi keyakinan yang merugikan diri sendiri dan pola berpikiran negatif, mulailah dengan mengenali kapan masalah ini muncul dalam hidupmu. Misalnya, perhatikan pandangan hidupmu dan cara kamu bereaksi terhadap berbagai masalah. Apakah kamu menghadapi masalah secara langsung atau menyerah pada pikiran negatif? Apakah hidup penuh dengan kemungkinan atau apakah kamu melihat gelas selalu setengah kosong?
Setelah kamu mulai mengakui keyakinan yang merugikan diri sendiri dan pola berpikir negatif, ambil kembali kendali dengan menantangnya.
Misalnya, jika kamu merasa tidak mampu, pertanyakan apakah benar orang lain hanya menerima kamu tanpa kekurangan dan ketidaksempurnaan. Apakah kamu benar-benar “pecundang” jika kamu tidak mencapai tingkat kesuksesan tertentu? Apakah kamu selalu gagal pada apa yang ingin kamu capai?
Terus perdebatkan keyakinan dan pemikiranmu, ganti dengan yang lebih positif dan realistis. Ketika kamu mulai mengkonfrontasi pola berpikir negatif yang kamu miliki, kamu dapat mulai memperhatikan berapa banyak dari pandangan itu yang tidak benar dalam hidupmu.
Alih-alih mengasumsikan yang terburuk, kamu mungkin menyadari bahwa ada perasaan kecewa yang hadir karena kamu tidak mencapai tujuan tertentu, tetapi juga menerima bahwa kamu belajar dan tumbuh dari kesalahan dan kemunduran yang terjadi.