RADARPEKALONGAN.ID – Tahu tidak, ternyata ada minuman kesukaan Rasulullah. Makanya sangat tepat pada momentum bulan Ramadhan 1444 Hijriah ini, kita mencontohnya. Mengingat kita membutuhkan minuman yang sehat dan menambah energi setelah seharian berpuasa.
Dalam sebuah hadist yang berasal dari Aisyah ra mengatakan “Sesungguhnya minuman yang paling disukai oleh Rasulullah SAW adalah Al Hulwa Al Barid (minuman manis yang dingin).” (H.R. Tirmidzi).
Selain itu, Rasulullah saw juga perah ditanya tentang minuman kegemaran Rasulullah dan Rasulullah saw penjawab, minuman manis dan dingin. ‘Minuman apakah yang paling baik?’ Beliau menjawab, ‘Minuman yang manis dan dingin.’ (H.R. Ahmad)
Baca Juga:Selama Ramadhan, Ikatan Alumni Ma’had Islam Bersemangat Bagikan 300 Paket Nasi Box Setiap HariMomentum Ramadhan 1444 Hijriah, Baca Wirid Setelah Sholat Efektif Kuatkan Iman
Dari sini kita mengetahui bahwa minuman kesukaan Rasulullah saw adalah minuman yang manis dan dingin. Tapi seperti apakah minuman yang manis dan dingin tersebut yang menjadi minuman kesukaan Rasulullah saw? Apakah air putih ditambah gula dan kemudian diberikan batu es? Atau seperti minuman teh manis dingin atau seperti apa?
Dalam sebuah hadist dari Jabir RA, Abu Abdillah Al Maqdisi mengatakan bahwasannya Nabi SAW pernah masuk ke rumah seseorang dari kalangan Anshar bersama seorang sahabatnya. Lalu beliau SAW bersabda kepadanya, ‘Jika kamu punya air yang malam ini menginap di dalam sebuah gentong, (maka berikanlah kepada kami). Jika tidak, maka kami akan minum langsung dari telaga dengan mulut tanpa wadah.’ (H.R. Bukhari)
Dari hadist ini kita mendapati bahwa air dingin yang dimaksud adalah air yang telah didinginkan semalam oleh hawa atau udara yang kemudian dalam kitab At-Tabikh karya Ibnu Sayyar dengan ma’ mubarad bil hawa.’
Ternyata minuman kesukaan Rasulullah saw itu biasa disebut Nabidz atau naqi’ atau air rendaman kurma dan biasanya minuman ini menjadi sajian ketika diadakannya pesta pernikahan.
Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Abu Usaid As Sa’idi pernah mengundang Nabi SAW di hari pernikahannya, sementara istri Abu Usaid juga lah yang melayani mereka (para undangan) padahal ia sebagai pengantin (mempelai wanita). Isteri Abu Usaid berkata, “Apakah kalian mengetahui apa yang aku tuangkan kepada Rasulullah SAW?” ‘Aku tuangkan kepada beliau (minuman) dari rendaman kurma semalam di dalam kuali.” (H.R. Bukhari)