RADARPEKALONGAN.ID – Mendag bakar baju bekas impor sebanyak 730 bal di Pekanbaru, Riau pada Jumat (17/3). Zulkifli Hasan (mendag) menilai, bahwa baju bekas impor atau thrift dinilai sangat merugikan UMKM atau Usaha Mikro Kecil Menengah. Yuk simak apa aja sisi positif dan negatif dari pemusnahan baju thrift ini!
Thrift yang dibakar mendag berupa baju, tas, dan sepatu yang jika ditotal bisa mancapai harga sekitar Rp. 10 Miliar. Kendati begitu, pemerintah bertujuan agar masyarakat lebih mencintai, mengonsumsi, dan membeli produk dalam negeri.
Dilansir dari kumparan.com, pembakaran baju thrift ini bermula dari adanya aktifitas mencurigakan sebuah gudang yang terletak di daerah Bina Widya, Pekanbaru. Gudang tersebut menyimpan 730 bal dalam 6 truk, yang berisi 112 kain dan baju, 40 bal tas, dan 571 sepatu.
Baca Juga:Suga BTS Gelar Konser di Jakarta! Disayangkan ARMY Keluhkan Promotor tentang 5 Hal ini Terutama Soal TiketIni 3 Hal yang Harus Dipersiapkan untuk Konser World Tour Red Velvet di Jakarta, ReVeluv Jangan Ketinggalan!
Setelah diadakan penyelidikan, penyuplai baju bekas impor ini berada di Batam dan barang thridt berasal dari China. Tindakan mendag bakar baju bekas impor juga sesuai dengan peraturan menteri perdagangan no. 40 tahun 2022, yang mana baju bekas merupakan barang yang dilarang untuk diekspor ataupun diimpor.
Mentri perdagangan Zulkifli Hasan menegaskan, bahwa boleh menjual baju bekas akan tetapi tidak boleh impor. Artinya barang bekas yang berasal dari luar negeri tidak boleh diperjual belikan, jika ingin menjual barang bekas maka harus barang dari dalam negeri.
Pembakaran baju impor ini ternyata pernah dilakukan juga oleh mendag Zulkifli, dikutip dari urbanasia.com sebanyak 750 bal baju bekas impor senilai Rp. 9 miliar dibakar di Karawang, Jawa Barat pada 12 Agustus 2022. Pembakaran tersebut dilakukan karena baju bekas impor mengandung jamur dan berbahaya bagi kulit pemakainya.
Dampak Positif dan Negatif Mendag Bakar Baju Bekas Impor
1. Dampak positif
Tindakan Mendag bakar baju bekas impor memiliki beberapa dampak positif, salah satunya untuk meningkatkan penjualan produk lokal. Penikmat thrift diharap bisa lebih mendukung produk lokal, dan menaikkan ekonomi dalam negeri.
Dampak positif lainnya adalah mengurangi potensi penyakit kulit pemakainya, seperti yang kita tahu bahwa thrift adalah baju bekas dari luar negeri. Baju thrif ini pastinya bekas pemakaian dari orang lain yang tidak kita ketahui dan ada potensi jamur pada baju thrift, terlebih dicampur adukan menjadi satu dan disimpan dalam karung selama berhari-hari.