Walaupun mereka tidur dalam waktu yang sangat lama, namun kondisi fisik, pakaian dll dari 7 pemuda Ashabul Kahfi tersebut dengan izin Allah Swt, tetap seperti kondisi semula sebelum tidur.
Perjuangan untuk meninggalkan kampung halaman demi membela akidah yang lurus, bukanlah sesuatu hal yang ringan. Perlu perjuangan dan keyakinan yang kuat untuk memutuskan pergi.
Salah satu di antara 7 pemuda Ashabul kahfi diutus untuk pergi ke pasar untuk membeli makanan dan menukarkan dengan uang peraknya.
Baca Juga:IM3 Ajak Masyarakat Rayakan Kembali Serunya Silaturahmi di bulan Ramadan dengan Freedom InternetBuku Panduan 5 Atasi Learning Loss Diluncurkan Kemendikbudristek dan Yayasan Guru Belajar
Setibanya di pasar, maka pemuda yang diutus tersebut mulai belanja makanan yang enak-enak. Dan ketika memberikan uang, kagetlah penjual makanan tersebut dan bertanya kepada pemuda tersebut, dari mana mendapatkan uang perak tersebut.
Dengan pol0s pemuda tersebut menjawab bahwa uang itu miliknya. Ketika dilihat dan diteliti ternyata uang tersebut benar uang perak yang berlaku 309 tahun yang lalu.
Kejadian tersebut dilaporkan kepada pihak kerajaan. Dan dipanggillah pemuda tersebut dan ditanya oleh raja tentang asal usul uang perak tersebut.
Berceritalah pemuda tersebut bahwa dirinya dan 6 orang temannya saat itu pergi ke sebuah gua karena dipaksa untuk menyembah berhala. Karena ingin mempertahankan keyakinan yang benar, ia dan teman-temannya rela pergi dari kampung halamannya.
Mendengar cerita tersebut, sang raja yang beriman bergegas minta di antar ke gua yang dimaksud. Setelah sampai di sana dan berbicara dengan ke-7 pemuda tersebut tentang apa yang terjadi, akhirnya 7 pemuda tersebut meninggal atas kehendak Allah Swt.
Pemuda jauh lebih cepat menerima keimanan ketika diajak menyembah Allah. (foto: freepik.com)
Pelajaran dari Kisah 7 Pemuda Ashabul Kahfi
Apa pelajaran penting dari kisah 7 pemuda ashabul kahfi? Dari kisah Ashabul Kahfi ini menunjukkan bahwa pemuda itu jauh lebih cepat menerima kebenaran walaupun dengan berbagai resiko yang harus dihadapi.
Baca Juga:Menginspirasi, Pemabuk Jadi Muazin, 2 Fase Perjalanan Spiritual Seorang Jazim, Mirip Kisah Nuaiman11 Tahun Amalkan Salat Hajat, Kedua Orangtua Ini Hantarkan Anaknya Wisuda STAN dan Bekerja di Kementerian
Coba lihat di zaman Rasulullah, para pembesar-pembesar suku Quraisy yang kebanyakan mereka adalah para sepuh dan senior, sangat sulit sekali untuk menerima kebenaran dari Nabi Muhammad. Bahkan mereka yang tua-tua adalah penentang yang paling nyata.