“Tidak pernah,” jawab hamba pendosa itu. Namun karena Allah SWT maha Mengetahui hati seseorang, maka dimasukkan dalam surga. Alasannya karena orang tersebut mencintai seseorang yang mencintai ulama, maka diampuni lah dosa-dosa karena keberkahan ulama tersebut.
Dari sini bisa kita simpulkan bahwa sowan kepada ulama penting sekali. Sebab hanya mencintai seseorang yang mencintai ulama saja dosa sebesar gunung diampuni. Apalagi kalau bermuwwajahah secara langsung.
Mendapatkan Petunjuk dalam Mengarungi Kehidupan
Seperti yang dilakukan oleh Mahfud MD saat datang ke kediaman Gus Muh selain tujuannya silaturahmi, juga menambah wawasan keagamaan. Ulama memiliki wawasan yang mendalam mengenai pembelajaran kehidupan baik secara ilmu keagamaan maupun pengalaman spiritual.
Baca Juga:Tips Dapat Cuan dari Youtube, Lakukan 3 Langkah Ini Sebelum Bikin Konten5 Tips Buat Judul Konten Youtube yang Bikin Pemirsa Langsung Nonton!
Maka tak heran meski sudah di puncak kesuksesan, Mahfud MD manyempatkan diri untuk sowan kepada ulama. Hal ini untuk mendapatkan petunjuk agama yang selaras dengan perjuangan beliau dalam memberantas korupsi di negeri ini.
Inilah yang dimaksud oleh Habib Luthfi ulama kharismatik kota pekalongan membahasakannya sebagai usaha memanusiakan manusia. Kalimat al-Ulama warasatul anbiya’ merupakan usaha nabi Muhammad SAW cara menghargai para ulama.
Sebab dari diri ulama ajaran-ajaran Islam diajarkan kepada masyarakat. Baik dari perilaku dan tutur kata yang baik. Maka kalau nabi Muhammad SAW saja menghargai mengapa kita umatnya tidak.
Nah sowan kepada ulama adalah sebagai upaya mengikuti sunah nabi Muhammad SAW. Sebab kita semua umat Islam yang mestinya mengikuti sunah Nabi Muhammad SAW.
Mendekatkan Diri kepada Allah SWT
Sowan kepada ulama merupakan saran mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal ini karena ulama yang akan membekali kita ilmu tentang baik terhadap Allah, manusia dan alam semesta yang ending -ya mendapatkan Ridho-Nya.
Imam Al-Ghazali dalam kiotabnya Ihya Ulumuddin menegaskan bahwa setiap umat Islam diwajibkan untuk memiliki guru. Sebab kalau tidak akan membahayakan dirinya sendiri.
“Setiap umat Islam (murid) harus memiliki sosok Syaikh dan guru yang diikuti dan menuntunnya ke jalan yang benar. Jalan agama begitu terjal, sementara begutu banyak jalan setan. Barangsiapa yang tidak memiiki guru, maka gurunya setan.”(IHya Ulumuddin juz 1 hal 98)