Keterlibatan Roy dalam merebut bisnis bekas anak buah kang Mus bisa-bisa mengancam hubungan mereka berdua. Konsekuensinya bisa repot kalau sampai akhirnya kang Mus tahu si Roy kerja lagi di jalan.
Urusan Bisnis Bang Edi Bang Edi adalah salah satu preman yang ingin menguasai kota Bandung. Tidak hanya itu, ia ingin jadi orang nomor satu di kota bunga itu.
Bang Edi memiliki tujuan praktis untuk merebut pasar, terminal dan jalan yang sekarang ini masih dikuasai bekas anak buah kang Mus. Apalagi kalau bukan karena ingin mencalonkan diri sebagai orang nomor satu di kota Bandung.
Baca Juga:Kamu Harus Tahu Ampuhnya RUU Perampasan Aset Miskinkan Koruptor, Simak 3 Isu UtamanyaInilah 5 Fakta Penting Mahfud MD, Kamu Jangan Kualat!
Melalui bisnis di terminal, pasar dan jalan akan ia gunakan untuk membiayai pencalonan dirinya. Tim kampanye Bandung bersih untuk mengangkat nama bang Edi disiapkan.
Biaya besar itu harus dibayar dengan perebutan bisnis di terminal, pasar dan jalan (parkiran). Roy bekerja untuk bang Edi agar bisa merebut parkiran agar kembali ke tangan bang Edi.
Tentu saja agar pundi-pundi uang masuk ke kantong bang Edi dan akhirnya bisa membiayai masa kampanye politik bang Edi. Sedangkan kisah cinta Roy dan Safira berada diantara titik temu perseteruan antar dua geng preman di kota Bandung. Berpotensi rusak karena adanya kaitan Roy dengan bang Edi sebagai Omnya.
Roy Kembali Bekerja di Jalan
Sudah bagus kerja di kafe lebih aman dan terjamin, malah kembali kerja di jalan. Malah balik lagi keluar dan balik lagi ke pekerjaan lama. Kondisi tersebut bakal berimbas pada kisah cinta Roy dan Safira yang sudah lama terjalin.
Bisa saja suatu saat kang Mus tahu kalau Roy ternyata salah satu anak buah bang Edi. Padahal calon mertua Roy, sudah mewanti-wanti agar keluar dari bisnis yang bagus tapi bukan bisnis yang baik.
Artinya kurang baik untuk dijadikan pekerjaan tetap. Akankah Kisah cinta Roy dan Safira akan berakhir runyam dalam preman pensiun 8 tahun ini?
Apalagi setelah bergabungnya Roy dengan bang Edi yang merupakan pamannya. Bahkan kini Roy layaknya tangan kanan bang Edi karena kedekatan keluarga sebagai pamannya. (*)