Mendapat tugas untuk memimpin Jawa Barat. Dimulai dari Palimanan dan pasukannya di pinggiran sungai Sanggarung untuk menghambat perjalanan Belanda—saat mau ke Jawa Tengah—dengan pasukannya disebut pasukan Cipeting (pasukan malam). Jumlahnya 5000 orang.
Maka sebagian ada yang dimakamkan disini (Ciledug) pasukannya al-Habib Thoha. Kurang lebih yang dibangun masjidnya ada 88 masjid dan pondok pesantren. Sehingga beliau itu, pada waktu zaman hidup beliau, al-Habib Thoha sangat disegani dan tidak ada fuqara wal masakin yang nangis atau yatim yang nangis kekurangan.
Anak-anak yatim kalau melihat beliau seperti melihat ayah kandungnya sendiri. Beliau juga mendapat kiriman dari para raja kurang lebihnya dari Pakistan maupun India. Jumlahnya tidak lepas empat kapal dan hasilnya tidak masuk kantongnya justru ke fuqara wal masaakin.
Baca Juga:Ceramah Habib Luthfi: Mengapa Islam Harus Masuk Lewat India Dahulu? (Part 1)5 Cara Membuat Ketupat Enak untuk Menyambut Kemenangan Idul Fitri
Masjid yang dibangun oleh beliau adalah terakhir di Lwong Gajah. Begitu dibangun beliau meninggal, jadi tidak meninggalkan wara’ tapi meninggalkan kail dan meninggalkan ikan untuk regenerasinya. Maka hidup luar biasa.
Makna Khoul
Disinilah letaknya khoul untuk kita banyak mengangsu. Mengambil manfaat-manfaat, bukan sekadar cerita kramat, bukan sekadar oh desa ini asalnya dari sini, kejadiannya demikian, tidak!
Tapi sangat rasional bagaimana pejuangan ulama-ulama para pendahulu dalam melakukan pengembangan ekonomi. Nah semoga dengan adanya peringatan khoul, lebih-lebih lagi di Indonesia harusnya kita lebih banyak bersyukur dan ada peringatan 10 November, hari pahlawan.
Kesempatan yang baik 10 November secara nasional atau secara kedaerahan umpamanya. Khoul daerah mana, daerah mana, yang ada para tokoh-tokohnya, para pejuang-pejuangnya, gali bagaimana pengembangan ekonomi yang dilakukan semasa hidup. Sehingga masyarakatnya itu tahu dan kenal siapa yang sebetulnya berjuang di desa ini.
Ceu kesunaan obor! …………….. keparemen obor!!
Maka sebetulnya untuk menyemangatkan kembali kita tahu sejarah. Bilamana kita tahu sejarah pengembangan ekonomi di Nusantara, saya yakin cintanya tanah airnya begitu kuat. Kalau kita tahu sejarah nasionalisme kita semakin kuat.
Tapi wallahul a’lam apabila sejarah sudah dipangkas mungkinkah kita akan menjadi nasionalisme yang kuat. Hidupkan dengan suri tauladan yang telah dilakukan melalaui pengembangan ekonomi.