“Apakah betul ada Tuhan selain aku dan engkau menyembah Tuhan itu?”
Suara Firaun menggelegar di istana. Seluruh yang hadir di istana merasakan ketakutan yang sangat luar biasa.
Dilandasi keimanan yang kokoh, Masyithah tidak merasa takut dengan ancaman Firaun tersebut dan dia menjawab pertanyaan Firaun dengan gamblang,
Baca Juga:Tiga Ruas Tol Baru di Jawa Barat Siap Dilalui Pemudik, Disiagakan 4.500 Personel GabunganJalan Rusak Pemudik Lebaran 2023 Diminta Waspada
“Ya, aku menyembah Allah, Tuhanku, Tuhanmu dan Tuhan seluruh isi alam ini.”
Mendengar jawaban Masyithah, Firaun sangat geram dan marah besar. Firaun menyuruh pengawalnya untuk mengikat Masyithah di sebuah tempat dan ditaruh seekor ular besar. Tapi Masyithah tidak bergeming dan tetap tenang.
Eksekusi mati keluarga Masyithah dalam air mendidih
Amarah Firaun semakin memuncak. Kemudian ia memanggil tangan kanannya Hamman agar keluarga Masyithah, suami, anak-anaknya dieksekusi mati dengan cara direbus hidup-hidup di sebuah tungku besar yang airnya sedang mendidih.
Dengan kekuatan pengawal kerajaan Firaun, Hamman menangkap seluruh anggota keluarga Masyithah. Satu per satu ditangkap dan diikat di sebuah tiang.
Lubang besar pun digali dan diisi air. Di bawah lubang tersebut ditaruh kayu. Lama kelamaan air yang ditaruh di lubang mendidih sangat panas. Masyithah dan keluarganya akan direbus oleh Hamman.
Akhirnya waktu eksekusi seluruh keluarga Masyithah datang juga. Seluruh rakyat dikumpulkan untuk menyaksikan penyiksaan dan pembunuhan secara sadis tersebut. Bagi yang imannya lemah, peristiwa tersebut bisa saja akan membatalkan keimanan kepada Allah.
Masyithah, suaminya, anak-anaknya bahkan anak yang masih dalam gendongan, sudah bersiap-siap berdiri di atas tungku besar yang sedang mendidih tersebut.
Baca Juga:H Bakhrun Tampung 2 Aspirasi Warga, Sulit Pupuk dan Buang SampahNasmoco Group Optimis Capai Target Penjualan 20 Ribu Unit Tahun 2023
Melihat kubangan air yang mendidih tersebut, sama sekali tidak membuat gentar keluarga Masyithah. Iman kepada Alla yang melekat di dadanya lebih ia pilih daripada ancaman Firaun untuk melepaskan keimanannya.
Sebelum waktu ekseksusi, Hamman kembali menggoda dan bertanya kepada Masyithah dan keluarga. Apakah Masyithah dan keluarga akan tetap beriman kepada Allah dan tidak mau menuhankan Firaun.
Jawaban Masyithah dan keluarga masih tetap sama.
“Kami tetap beriman kepada Allah, Tuhanku kami, Tuhan Firaun dan Tuhan semesta alam. Meskipun harus terjun ke dalam air yang mendidih, imanku kepada Allah tidak akan aku lepaskan.”