Law of Projection atau hukum proyeksi, ini artinya pikiran kita persis seperti sebuah proyektor. Apa yang ada di laptop ada di proyektor. Sesuatu yang ada di pikiran ada dalam realitas hidup ini.
RADARPEKALONGAN.ID – Bayangkan sebuah proyektor. Ada laptop, ada proyektor dan ada screen atau layar. Laptop mengirim sinyal data ke proyektor. Kemudian proyektor mengirim energi cahaya ke layar.
Sesuatu yang ada di laptop akan persis sama dengan yang ada di layar. Kalau di laptop ada gambar A maka di layar pun akan muncul gambar A. Kalau di laptop ada gambar B maka di layar pun akan muncul gambar B. Kalau di layar gambar Z maka di laptop Z juga. Demikian selanjutnya.
Baca Juga:Kisah Masyithah, Pengorbanan 6 Orang Mempertahankan AkidahTiga Ruas Tol Baru di Jawa Barat Siap Dilalui Pemudik, Disiagakan 4.500 Personel Gabungan
Ini adalah law of projection atau hukum proyeksi yang tidak bisa dibantah karena sudah merupakan satu kesatuan.
Dalam law of projection, pikiran akan mempengaruhi realitas
Demikian juga dengan kehidupan kita. Kehidupan kita bekerja laksana laptop dan layar. Pikiran kita mirip dengan laptop. Yang ada di pikiran akan terpancar dalam layar kehidupan. Kalau hukum tersebut berlaku di laptop maka berlaku juga di pikiran kita.
Kalau di otak kita A maka nasib kehidupan kita juga A. Kalau di otak kita B maka nasib kita juga akan B.
Pemahaman seperti ini akan membuat kita lebih berhati-hati. Apapun yang terpancar dalam pikiran kita apakah itu hal baik atau sebaliknya akan menjadi kenyataan.
Ada buku international best seller, judulnya adalah Rahasia Kekayaan Dimulai dari Pikiran.
Dalam Al Quran surat Ar-Ra’d ayat 11 Allah Swt berfirman,
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri (jiwanya).”
Suatu hari seseorang datang ke ustadz Nasrullah dengan wajah yang ketakutan.
“Pak Nas, hidup saya hancur.”
Baca Juga:Jalan Rusak Pemudik Lebaran 2023 Diminta WaspadaH Bakhrun Tampung 2 Aspirasi Warga, Sulit Pupuk dan Buang Sampah
Sampai di sini kita bisa belajar, apa yang ada di pikiran dia. “Hancur….” Kemudian diproyeksikan. Maka nasibnya akan menjadi hancur.
Kita tidak mau seperti itu karena sudah hati-hati dengan pikiran.