Jika kamu tidak terbiasa mengungkapkan perasaan, ini mungkin terasa canggung pada awalnya. Mempraktikkannya dalam langkah-langkah kecil akan membuatnya lebih mudah.
Misalnya, mulailah dengan mengatakan, “Saya merasa marah” atau “Saya merasa sedih”.
Seiring waktu, mengungkapkan perasaan akan mulai terasa lebih alami. Mulailah dari yang kecil dengan mendiskusikan lebih banyak reaksi sehari-hari, dan kemudian secara bertahap tingkatkan hingga melakukan percakapan yang lebih mendalam dan intim.
Pahami Perasaan vs. Pikiran vs. Suasana Hati
Baca Juga:5 Contoh Double Standard, Indikasi Bahwa Kamu Terjebak di DalamnyaDouble Standard: Situasi Hubungan Tak Imbang yang Harus Kamu Tangani
Penting untuk tidak mengacaukan perasaan dengan suasana hati atau pikiranmu. Perasaan datang dan pergi dan berubah dengan cepat, sedangkan “suasana hati” adalah periode berkelanjutan dari keadaan emosional.
Perasaan menyampaikan emosimh (dan dikatakan datang “dari hati”), sedangkan pikiran muncul di otakmu dan menyampaikan pikiran dan keyakinan kita. Perasaan juga bisa berupa sensasi fisik.
“Aku Pikir” vs. “Aku Rasa”
Cara lain untuk membantumu membedakan pikiran dari perasaan adalah dengan menggunakan aturan “aku pikir vs. aku rasa”. Jika kamu dapat mengganti kata “aku pikir” dengan “aku rasa” dalam sebuah kalimat, maka kamu telah mengungkapkan pikiran dan bukan mengungkapkan perasaan.
Misalnya, “Aku merasa sakit” adalah benar karena kamu tidak akan mengatakan “Aku pikir sakit”, bukan? Sedangkan pernyataan seperti “Aku merasa dia brengsek” adalah tidak benar, karena kamu hanya “berpikir” dia brengsek.
Hindari Penghakiman
Cobalah untuk tidak menilai perasaanmu sendiri atau pasanganmu. Jika kamu ingin pasanganmu terus berbagi secara mendalam, penting untuk tidak merasa kesal atau defensif tentang perasaan yang diungkapkan kepadamu.
Demikian pula, menolak suatu perasaan adalah menolak orang yang merasakannya. Jangan mengatakan hal-hal seperti “Jangan khawatir, berbahagialah” atau “Kamu seharusnya tidak merasa seperti itu.” Melakukan hal itu membatalkan perasaan orang lain.
Penelitian telah menemukan bahwa perasaan diakui dapat membantu orang mengatur emosi mereka dengan lebih baik. Saling menunjukkan dukungan dan validasi ini dapat meningkatkan kemampuanmu untuk mengatasi perasaan dan mengurangi konflik dalam hubungan. Termasuk untuk mengungkapkan perasaan.