Melibatkan murid dalam membuat media pembelajaran akan menghasilkan proses pembelajaran yang asyik.
RADARPEKALONGAN.ID – Ada banyak tantangan dalam memberikan pembelajaran yang bermakna untuk murid. Seperti murid sering kehilangan fokus belajar dan tidak menariknya mapel tertentu bagi mereka.
Menurut Rizqy Rahmat Hani, ketua Kampus Pemimpin Merdeka, media dalam pembelajaran bisa menjadi solusinya.
Baca Juga:Mudik Tahun 2023 Harus Cari Aman dan Kelola Stres Saat BerkendaraPemudik Diminta Waspada, 2 Jalan Alternatif di Kabupaten Tegal Rusak
5 Media Pembelajaran yang menarik
Terdapat banyak media pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru. Diantaranya, papan permainan atau board game, poster, video, aplikasi, alat peraga, dan lagu.
“Media pembelajaran itu seperti jembatan. Tujuannya apa? Kompetensi murid. Jadi media pembelajaran itu jembatan dari kompetensi murid di awal sampai ke kompetensi yang mau dituju,” terang Rizqy.
Namun guru seringkali masih terjebak miskonsepsi saat membuat media pembelajaran. Rizqy mengatakan, dirinya sering menemukan media pembelajaran yang terlihat canggih namun tidak berdampak untuk murid.
Misalnya hanya memindahkan soal-soal latihan ke dalam learning management system (LMS) atau aplikasi tertentu. Hasilnya, murid tetap tidak bisa memahami konsep dari materi tersebut.
Rizqy pun mengaku pernah melakukan hal yang sama. Delapan tahun lalu, dia membuat media yang menurutnya keren, yakni video rap untuk belajar gurindam. Dia membuat sendiri lirik hingga videonya. Lagu rap dipilih karena saat itu sedang viral di media sosial.
“Di video tersebut, saya nge-rap, memberikan pengertian gurindam lalu memberi contoh-contohnya. Effortnya besar, dari buat lirik, nadanya, hingga buat videonya. Saat itu saya pikir keren sekali. Tapi ternyata tidak berdampak ke murid saya,” tutur Rizqy.
Video rap yang sempat diunggahnya ke YouTube itu mendapat pujian dari masyarakat. Namun murid yang menjadi target penontonnya malah tidak memberikan reaksi sesuai harapan. Salah satunya karena murid tempatnya mengajar lebih mengenal lagu campursari dibanding rap.
Baca Juga:Inilah 7 Program Utama dalam Pengendalian Inflasi di Jawa TengahKeren, 8 Unsur Bukber Lintas Agama di Klenteng Slawi, Memet: Ini Patut Dicontoh
“Ketika membuat media pembelajaran seharusnya saya tidak melihat apa yang saya suka, atau yang sedang viral. Tapi apa yang anak-anak sukai? Kita harus melibatkan murid, karena kita membuat media pembelajaran kan untuk murid,” terangnya.
Selain itu, Rizqy mengaku, video pembelajaran tersebut juga hanya memberikan pembelajaran secara konten pada murid. Dia lupa bahwa seharusnya pembelajaran membuat murid memahami konsepnya.