Saat memahami konsep gurindam, murid jadi paham apa fungsinya. Sehingga mereka bisa menggunakannya di berbagai kesempatan. Misalnya bisa untuk membuat caption di media sosial, untuk pembuka vlog, hingga masuk dalam percakapan komik yang murid buat.
“Saat itu media pembelajaran saya hanya fokus hafalan. Tidak ada aktivitas agar murid memahami konsep. Jangan sampai seperti saya delapan tahun lalu, membuat media canggih, namun pembelajaran yang dilakukan ketinggalan zaman. Hanya hafalan konten,” tukasnya.
Agar sesuai dengan kebutuhan belajar murid, pertama guru harus tahu bagian mana yang menjadi kesulitan murid. Pasalnya, tidak semua materi butuh media pembelajaran. Media pembelajaran hanyalah alat agar murid lebih mudah memahami.
Baca Juga:Mudik Tahun 2023 Harus Cari Aman dan Kelola Stres Saat BerkendaraPemudik Diminta Waspada, 2 Jalan Alternatif di Kabupaten Tegal Rusak
Selanjutnya, tuliskan profil murid. Misalnya murid suka bermain mobile-legend, hobi nonton film dengan genre tertentu, dan hidup di lingkungan perkotaan. Dari analisis tersebut, barulah guru bisa merancang media yang sesuai. (sep)