Prinsip persuasi ini memainkan psikologis manusia di mana orang berpikir bahwa jika tidak memilihnya maka akan kehilangannya.
Otoritas
Jika kamu yakin bahwa seseorang atau entitas lain memiliki pengetahuan ahli, kemungkinan besar kamu akan terbujuk oleh pesan mereka. Pengiklan atau kandidat politik mungkin menggunakan figur otoritas, seperti dokter, sejarawan, atau ilmuwan, untuk mendukung argumen mereka.
Kredibilitas yang dimiliki oleh pihak dengan otoritas tertentu membuat perkataan mereka lebih diterima dan lebih mudah memengaruhi. Itulah mengapa otoritas menjadi salah satu prinsip persuasi.
Konsistensi atau Komitmen
Baca Juga:Kenali Pembentukan Sikap Manusia, 5 Faktor yang Memegang Pengaruh4 Kebiasaan untuk Sukses, Bangun Habit yang Dukung Hidupmu
Orang memiliki kecenderungan untuk melanjutkan perilaku mereka sebelumnya atau bertahan dengan keputusan yang telah mereka buat. Dalam sebuah wawancara, Cialdini memberikan contoh tentang hal ini yang melibatkan sebuah restoran yang berjuang tanpa pertunjukan.
Ketika seorang pelindung membuat reservasi, jika resepsionis meminta mereka untuk menelepon jika mereka perlu membatalkan (dan mendapat balasan setuju), mereka cenderung melewatkan reservasi mereka. Pelanggan secara efektif membuat janji, dan berkomitmen untuk menepatinya.
Bukti Sosial
Ini adalah prinsip “keamanan dalam jumlah”. Jika kamu melihat bahwa teman atau rekanmu telah melakukan pembelian, mendukung kandidat politik, atau setuju dengan pesan persuasif, kemungkinan besar kita juga akan setuju.
Lingkungan sosial menjadi prinsip persuasi, di mana mereka memberikan pengaruh besar terhadap pengambilan sikap, keputusan, hingga perbuatan tertentu.
Menyukai
Jika kamu mengenal dan menyukai orang (atau bahkan bisnis, partai politik, atau lembaga pemerintah) yang mencoba membujukmu tentang sesuatu, kamu akan cenderung setuju dengan argumen mereka. Ini mirip dengan prinsip “bukti sosial”, tetapi lebih pada kualitas hubungan, di mana bukti sosial adalah tentang kuantitas.
Itulah enam prinsip persuasi yang mendasari munculnya pengaruh terhadap orang tertentu. Orang terpengaruh dan memengaruhi dengan cara yang didasarkan pada hal tersebut. Karena sekali lagi, persuasi tidak berbentuk paksaan, melainkan memberikan pengaruh sehingga orang tampak mengambil keputusan secara suka rela.
**AN
Referensi Verywellmind.com