“Al Ma’un itu satu ayat dalam Al Quran yang intinya adalah bagaimana kita bisa menyantuni fakir, miskin, anak yatim, dan itu menjadi ciri khas Muhammadiyah dimana saja di seluruh Indonesia,” tandas dia.
Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kajen Masyhudi Sa’an beri kado Ramadhan Lazismu Kabupaten Pekalongan ke anak-anak (Hadi Waluyo)
Sehingga tradisi ini bisa dirasakan untuk kepentingan kebersamaan. Untuk berbagi bersama. “Untuk kebahagiaan dan tentu untuk saling memudahkan di antara kita. Karena sesungguhnya berbagi itu membuat kita mudah, menjalin silaturahim, menjalin komunikasi yang indah,” tutur Masyhudi.
Baca Juga:Dokkes Polres Pekalongan Dukung OKC 2023, Petugas Dites Kesehatan Agar Kondisi FitKapolres Pekalongan Cek Pospam dan Posyan OKC 2023, Pastikan Arus Mudik Aman
Masyhudi mengaitkan perintah puasa dari Allah Ta’ala dengan Al Quran Surat Al Baqarah ayat 185. Dalam surat itu menyebutkan diturunkannya Al Quran pada bulan Ramadhan, dengan kaidah-kaidah fiqiyah, persyaratan-persyaratan yang seolah-olah mengerikan, harus tidak makan, harus tidak minum, bahkan harus ada pengekangan hawa nafsu.
“Semua itu merupakan sebuah kebaikan bagi kita,” katanya.
“Yuridullahu bikumul yusra wa laa yuridu bikumul usra, sesungguhnya melihat perintah Allah untuk segala macam ibadah itu, Allah berkeinginan untuk memudahkan kita dan Allah juga menghendaki kita tidak mengalami kesukaran jika kita menjadi orang-orang yang beriman, yang bertaqwa menjalankan segala perintah Allah dengan segala kebaikannya, maka akan diberi jalan kemudahan. Itulah yang kita harapkan. Semoga puasa ini, Ramadhan tahun ini menjadi kemudahan kita bersama, kemudahan kita untuk berbagi, baik itu cara proses pengumpulannya yang sedikit-sedikit, maupun cara kita membagikannya, karena sesungguhnya berbagi itu juga tidak gampang, adakalanya kita berbagi menjadi fitnah, karena cara pelaksanaannya dan sebagainya itu masih ada kekurangan keikhlasan,” tutur Masyhudi.
Oleh karena itu, Masyhudi berharap tradisi pembagian kado Ramadhan oleh Lazismu tersebut menjadi kebiasaan yang dimudahkan oleh Allah Ta’ala. Mudah dalam pelaksanaannya. Mudah dalam proses pembagiannya. Dibalik kemudahan itu akan ada kebahagiaan, keindahan, dan Allah akan menjadikan kemudahan-kemudahan untuk menerima barokah Allah. Kemudahan mendapatkan rahmat Allah.
“Semoga proses hari ini dan kedepannya menjadi proses pembelajaran bagi kita, bagi adik-adik, dan bagi semua umat bersyahadat, menjadikan kita untuk lebih toleran, menjadikan kita untuk saling berkasih sayang, dan menjadikan kita mengingat silaturahim dalam bingkai kebersamaan dan dalam bingkai kedamaian,” harap dia.