Pelaksanaan Shalat Gerhana, Pengertian, Hukum, Waktu, Amalan dan Tata Cara Shalat Gerhana untuk Ingat Kebesaran Allah

pelaksanaan shalat gerhana
Ilustrasi shalat (Sumber foto: freepik.com)
0 Komentar

Hadits kedua, dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, ia berkata:

أَنَّ رَسُوْلِ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّىيَوْمَ خَسَفَتِ الشَّمْسُ فَقَامَ فَكَبَّرَ فَقَرَأَ قِرَاءَةً طَوِيْلَةً ثُمَّ رَكَعَ رُكُوْعًا طَوِيْلاً ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ :سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ،وَقَامَ كَمَا هُوَ، ثُمَّ قَرَأَ قِرَاءَةً طَوِيْلَةً وَهِيَ أَدْنَى مِنَ القِرَاءَةِ الأُوْلَى ثُمَّ رَكَعَ رُكُوْعًا طَوِيْلاً وَهِيَ أَدْنَى مِنَ الرَّكْعَةِ الأُوْلَى ثُمَّ سَجَدَ سُجُوْداً طَوِيْلاً ثُمَّ فَعَلَ فِى الرَّكْعَةِ الآخِرَةِ مِثْلَ ذَلِكَ،ثُمَّ سَلَّمَ

Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat ketika terjadi gerhana matahari. Rasulullah berdiri kemudian bertakbir kemudian membaca, panjang sekali bacaannya, kemudian rukuk dan panjang sekali rukuknya, kemudian mengangkat kepalanya (iktidal) seraya mengucapkan: “Sami’allahu liman hamidah,” kemudian berdiri sebagaimana berdiri yang pertama, kemudian membaca, panjang sekali bacaannya namun bacaan yang kedua lebih pendek dari bacaan yang pertama, kemudian rukuk dan panjang sekali rukuknya, namun lebih pendek dari rukuk yang pertama, kemudian sujud, panjang sekali sujudnya, kemudian dia berbuat pada rakaat yang kedua sebagaimana yang dilakukan pada rakaat pertama, kemudian salam.[Muttafaqun ‘alaihi].

Pendapat kedua : Abu Hanifah berpendapat bahwa shalat gerhana ialah dua rakaat, dan setiap rakaat satu kali berdiri, satu rukuk dan dua sujud seperti halnya shalat sunah lainnya. Dalil yang disebutkan Abu Hanifah dan yang senada dengannya, ialah hadits Abu Bakrah, ia berkata:

خَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَرَجَ يَجُرُّ رِدَاءَهُ حَتَّى انْتَهَى إِلَى المَسْجِدِ وَثَابَ النَّاسُ إِلَيْهِ فَصَلَّى بِهِمْ رَكْتَيْنِ

Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka Rasulullah keluar dari rumahnya seraya menyeret selendangnya sampai akhirnya tiba di masjid. Orang-orang pun ikut melakukan apa yang dilakukannya, kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat bersama mereka dua rakaat. [HR Bukhari, an-Nasa’i].

Baca Juga:4 Sifat Shalat Gerhana Matahari Sesuai Sunah NabiLazismu Salurkan 9.191 Paket Kado Ramadhan, Senilai Rp 984.650.000, Disambut Antusias Anak Yatim dan Dhuafa

Dari pendapat di atas, pendapat yang kuat ialah pendapat pertama (jumhur ulama), berdasarkan beberapa hadits shahih yang menjelaskan hal itu. Adapun pendapat Abu Hanifah dan orang-orang yang sependapat dengannya, bahwasanya riwayat yang mereka sebutkan bersifat mutlak (umum), sehingga riwayat yang dijadikan dalil oleh jumhur ulama adalah muqayyad.

Syaikh al-Albani rahimahullah berkata: “Ringkas kata, dalam masalah cara shalat gerhana yang benar ialah dua rakaaat, yang pada setiap rakaat terdapat dua rukuk, sebagaimana diriwayatkan oleh sekelompok sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan riwayat yang shahih”.

Ringkasan tata cara shalat gerhana sebagai berikut:

1) Bertakbir, membaca doa iftitah, ta’awudz, membaca surat al-Fatihah, dan membaca surat panjang, seperti al- Baqarah.2) Ruku dengan ruku yang panjang.3) Bangkit dari rukuk (i’tidal) seraya mengucapkan : سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ4) Tidak sujud (setelah bangkit dari rukuk), akan tetapi membaca surat al-Fatihah dan surat yang lebih ringan dari yang pertama.5) Kemudian rukuk lagi dengan rukuk yang panjang, hanya saja lebih ringan dari rukuk yang pertama.6) Bangkit dari rukuk (i’tidal) seraya mengucapkan : سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ7) Kemudian sujud, lalu duduk antara dua sujud, lalu sujud lagi.8) Kemudian berdiri ke rakaat kedua, dan selanjutnya melakukan seperti yang dilakukan pada rakaat pertama.

0 Komentar