PEKALONGAN, RADARPEKALONGAN.ID – Pada tahun 2023 ini, Pemkot Pekalongan melalui Dinas Kesehatan menargetkan angka stunting di Kota Pekalongan turun menjadi 9 persen. Bila tahun 2022 yakni 23,1 persen, sedangkan tahun sebelumnya 20,6 persen.
Kepala Dinas Kesehatan sekaligus Kegiatan Tim Percepatan Penurunan Stunting, Slamet Budiyanto menjelaskan, sebagai mana arahan presiden bahwa tahun 2024 harus ada penurunan angka stunting yang signifikan.
“Tahun tersebut ditarget angka stunting menjadi 14 persen,” ucapnya dalam kegiatan Silaturahmi dan Penyerahan Jasa Insentif bagi Ulama/Kyai Tahap 1 Tahun 2023 ini sekaligus digelar Sosialisasi Pencegahan Penurunan Angka Stunting di Ruang Jlamprang Setda Kota Pekalongan, Selasa (18/4/2023)..
Baca Juga:Walikota Aaf Perbolehkan Takbir Keliling Sambut Hari Raya Idul Fitri 1444 H, Dengan SyaratUsaha Biar Maju, Wawalkot Salahudin Berikan Kiat Sukses Berwirausaha
Kepala Dinas Kesehatan Slamet Budiyanto menyampaikan materi tentang stunting dihadapan para kyai dan ulama.(Radarpekalongan,id/kominfo)
Penurunan yang harus dilakukan cukup besar, sambung Budi, perlu adanya upaya yang strategis yang dilakukan pemda. Penurunan stunting harus ada intervensi secara spesifik dan intensif
“Bagaimana dukungan secara intervensi diberikan oleh sektor terkait,” papar Budi.
Dikatakan Budi, salah satu kelompok strategis yakni para ulama, kiai, dan penyuluh agama. Melalui sosialisasi ini mereka bisa berkontribusi menangani stunting di Kota Pekalongan.
“Mereka juga perlu memahami apa itu stunting berikut dampaknya kalau tak ditangani dengan baik. Harapannya mereka ikut mendiring masyarakat di lingkungannya untuk menjaga kesehatan/menurunkan stunting,” terangnya.
Sementara itu, Wakil Walikota Pekalongan H Salahudin STP menambahkan, Pemkot Pekalongan berupaya menurunkan angka stunting di Kota Pekalongan dengan melibatkan berbagai pihak, salah satunya ulama dan umaro. Karena masukan tokoh alim ulama sangat penting, pasalnya mereka paham betul kondisi masyarakat, misalnya dalam menyampaikan aspirasi masyarakat maupun lembaga, BP4, FKUB, dan ponpes.
Ulama dan Kyai Dlibatkan Cegah Stunting di Kota Pekalongan
“BP4 dapat memberi masukan penurunan stunting di Kota Pekalongan kepada para calon pengantin. Kami juga titip ke kiai untuk menyampaikan ke masyarakat tentang stunting. Misalnya hadir ke majelis ta’lim/pengajian dan mengetahui kondisi masyarakat di sana yang memprihatinkan, harapannya Bagian Kesra bisa membantu lebih,” terangnya.
Disampaikan Salahudin, ulama dan umaro bergelut di berbagai bidang harapannya tetap bisa berkontribusi di bidang pendidikan formal atau informal, sebagai penasehat calon pengantin di BP4, para ahli pengobatan harapannya bisa mendukung penurunan stunting.