Sumber: freepik.com
Ciri-Ciri Orang yang Open Minded
Secara umum, orang yang berpikiran terbuka cenderung:
- Penasaran untuk mendengar apa yang dipikirkan orang lain
- Mampu menantang ide-ide mereka
- Tidak merasa marah ketika mereka salah
- Memiliki empati terhadap orang lain
- Pertimbangkan apa yang dipikirkan orang lain
- Bersikaplah rendah hati tentang pengetahuan dan keahlian mereka sendiri
- Ingin mendengar apa yang orang lain katakan
- Percaya bahwa orang lain memiliki hak untuk membagikan keyakinan dan pemikiran mereka
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterbukaan Pikiran
Beberapa faktor yang menentukan seberapa terbuka dirimu mungkin merupakan karakteristik bawaan. Orang lain dapat dikembangkan untuk membantu mengembangkan pola pikir yang lebih terbuka.
Kepribadian
Dalam model lima faktor kepribadian manusia, keterbukaan terhadap pengalaman adalah salah satu dari lima dimensi luas yang membentuk kepribadian manusia. Ciri kepribadian ini memiliki banyak kualitas yang sama dengan keterbukaan pikiran, seperti bersedia mempertimbangkan pengalaman dan ide baru dan terlibat dalam pemeriksaan diri.
Keahlian
Baca Juga:Keutamaan Malam Lailatul Qadar, 5 Hal yang Dijanjikan2 Cara Manajemen Respons Terhadap Persuasi, Bentengi Dirimu untuk Tidak Mudah Dipengaruhi
Penelitian menunjukkan bahwa orang mengharapkan para ahli untuk menjadi lebih dogmatis tentang bidang keahlian mereka. Ketika orang merasa bahwa mereka lebih berpengetahuan atau terampil di suatu bidang daripada orang lain, mereka cenderung tidak berpikiran terbuka.
Para peneliti telah menemukan bahwa memberikan umpan balik positif palsu atau negatif palsu kepada peserta tentang kinerja mereka dalam suatu tugas memengaruhi seberapa tertutupnya mereka dalam mempertimbangkan opini politik alternatif.
Kenyamanan Dengan Ambiguitas
Orang memiliki tingkat kenyamanan yang berbeda-beda ketika berhadapan dengan ketidakpastian. Terlalu banyak ambiguitas membuat orang merasa tidak nyaman dan bahkan tertekan.
Dogmatisme terkadang merupakan upaya untuk membuat hal-hal lebih sederhana dan lebih mudah dipahami. Dengan menolak ide-ide alternatif yang mungkin menantang status quo, orang dapat meminimalkan ketidakpastian dan risiko—atau setidaknya persepsi mereka tentang risiko.
Penelitian yang lebih tua memang mendukung gagasan ini, menunjukkan bahwa orang yang berpikiran tertutup kurang mampu mentolerir ketidakkonsistenan kognitif. Namun, penelitian yang lebih baru menantang gagasan ini, dan menyatakan bahwa kebutuhan akan struktur tidak selalu berarti bahwa orang-orang itu berpikiran tertutup.