Safari Tsinghua

Safari Tsinghua
DAHLAN ISKAN jalan-jalan di kampus Tsinghua University bersama mahasiswa asal Indonesia. -Foto: Harian Disway-
0 Komentar

Di zaman inilah terjadi apa yang dalam literatur disebut zaman perampokan dan penjarahan harta termahal Tiongkok: emas, berlian, mahkota raja, benda-benda kuno…

Zaman itu juga menimbulkan kebencian yang meluas di masyarakat. Apalagi taman-taman besar diberi pengumuman yang sangat merendahkan harga diri mereka. Anjing dan Tionghoa dilarang masuk.

Puncak kebencian itu terjadi tahun 1898. Di bulan Oktober yang mulai dingin. Yakni ketika kelenteng Jade Emperor, kelenteng kaisar, diubah menjadi gereja Katolik.

Baca Juga:Safari DjauhariSafari Aladin

Pemberontakan besar-besaran terjadi. Kekuatan Barat bergabung menumpas pemberontakan ini. Puluhan ribu pemberontak, anak-anak muda dibunuh.

Kelak ketika terjadi perundingan perdamaian (1901) Tiongkok menuntut ganti rugi atas hilangnya harta karun kuno. Amerika setuju mengalokasikan sejumlah uang tapi bukan uang kontan. Uang itu untuk beasiswa sekolah di Amerika.

Agar penerima bea siswa bisa langsung mengikuti pelajaran di Amerika dibangunkan lembaga pendidikan pra-universitas. Di taman Istana Kaisar Qing itu. Yang membangun Amerika. Pengurusnya Amerika. Dosennya Amerika.

Di kota Qingdao, Shandong saya lihat banyak gedung peninggalan Jerman. Bahkan bir terbaik di Tiongkok diproduksi di Qingdao. Namanya juga Qingdao Beer. Aslinya: Becks Beer. Bir terkenal di Jerman. Ini mirip Belanda meninggalkan Bir Bintang di Indonesia yang aslinya Anda sudah tahu.

Di kota Harbin, di pojok Timur Laut Tiongkok, saya lihat begitu kuat peninggalan Rusia. Bahkan sebagian wilayah Rusia sekarang ini dulunya bagian dari hasil penjajahan itu.

Sejarah perang opium, pengkaplingan wilayah dan persoalan harga diri itu ikut mewarnai perjalanan Tiongkok hari ini.

Kian banyak pula mahasiswa kita yang belajar di kampus penuh sejarah ini. Saya juga diajak ke salah satu perpustakaan Tsinghua. Penuh mahasiswa baca buku. Atau menghadap laptop yang Wi-Fi-nya gratis.

Baca Juga:Libur Lebaran, Perumda Air Minum Tutup Sementara Layanan CS dan Loket PembayaranAntisipasi Kemacetan Arus Mudik, Truk Angkutan Barang Dilarang Melintas Mulai 17 April 2023

Lalu saya diajak berfoto di depan perpustakaan itu. Rupanya ada nama seseorang diabadikan di gedung itu: Mochtar Riyadi. (DAHLAN ISKAN)

0 Komentar