Kita bertakbir seiring dengan berakhimya Ramadhan. Pasalnya Dialah Zat yang layak diagungkan dan dibesarkan. Dialah yang layak dimuliakan dan disucikan. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah yang telah menuntun dan memberikan taufik hingga akhirnya kita bisa melaksanakan rangkaian ibadah di bulan Ramadhan.
Sungguh sebuah nikmat dan karunia yang tiada terhingga. Maka, rasa syukur dan sukacita tumpah ruah pada hari ini sebagai luapan gembira dan bahagia. Semoga akumulasi kegembiraan imani juga dapat kita rasakan kelak saat berjumpa dengan Allah.
Sebagaimana sabda Nabi saw: “Orang yang berpuasa mendapatkan dua kegembiraan yaitu kegembiraan ketika dia berbuka dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Rabb-nya” (HR Muslim).
“Ma‘asyiral muslimin rahimakumullah”
Baca Juga:Arus Mudik di Pekalongan Aman Terkendali, Pemudik Tembus 9.398 OrangAntisipasi Kejahatan Rumah Kosong Libur Lebaran 1444 H, Subsatgas Samapta Patroli di Pemukiman Warga untuk Ciptakan Rasa Aman
Puasa yang kita lakukan selama satu bulan bukan hanya sekedar tidak makan dan minum, bukan pula sekedar menahan syahwat. Namun ia merupakan program Rabbani untuk mencetak pribadi yang bertakwa. Allah befirman, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS al-Bagarah: 183).
Sebuah kedudukan yang tinggi dan mulia. Dalam Alquran, Allah mengaitkan segala kebaikan dengan kondisi takwa. Allah menjanjikan pahala dan ganjaran besar sebagai balasan atas takwa. Allah menjamin keselamatan dengan takwa. Allah memberikan solusi dan jalan keluar dari berbagai kesulitan dengan takwa. Lebil dari itu, Allah memposisikan orang yang paling mulia di sisi-Nya adalah orang yang paling bertakwa,
“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”, (QS al-Hujurat: 13).
Secara sederhana, takwa adalah melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Namun secara lebih rinci, Sayyidina Ali ra menggambarkan sikap takwa dengan empat hal, yaitu takwa adalah: (1) takut kepada Allah (Yang Maha mulia); (2) mengamalkan Alquran; (3) merasa cukup dengan yang sedikit; (4) dan bersiap-siap untuk hari akhir.
Pertama adalah takut kepada Allah Yang Maha mulia. Takut yang dimaksud adalah takut kepada-Nya baik dalam kondisi sendiri maupun bersama orang, baik dalam kesunyian maupun dalam keramaian, baik saat tersembunyi maupun saat terlihat orang. Takut semacam inilah yang mengantarkan manusia untuk taat dan menjauhi maksiat dalam segala kondisi dan keadaan dimanapun ia berada. Kuncinya ada pada muraqabatullah (merasa diawasi oleh Allah). Perasaan inilah yang Allah hadirkan salah satunya lewat puasa.