Cara Mempraktikkan Berpikir Positif
Meskipun kamu mungkin lebih rentan terhadap pemikiran negatif, ada beberapa strategi yang dapat Anda gunakan untuk menjadi pemikir yang lebih positif dan bisa menuai manfaat positive thinking. Mempraktikkan strategi ini secara teratur dapat membantumu membiasakan diri mempertahankan pandangan hidup yang lebih positif.
Perhatikan pikiranmu: Mulailah memperhatikan jenis pikiran yang kamu miliki setiap hari. Jika kamu memperhatikan bahwa banyak di antaranya negatif, lakukan upaya sadar untuk membingkai ulang cara berpikirmu dengan cara yang lebih positif.
Tulis dalam jurnal rasa syukur: Mempraktikkan rasa syukur dapat memiliki berbagai manfaat positive thinking dan dapat membantumu belajar mengembangkan pandangan yang lebih baik. Mengalami pikiran bersyukur membantu orang merasa lebih optimis.
Baca Juga:Familier dengan Positive Thinking, Sebenarnya, Apa Sih Maknanya?Tidak Nyaman dengan Teman Pasangan, 6 Hal yang Bisa Sangat Membantu
Gunakan self-talk yang positif: Caramu berbicara kepada diri sendiri dapat memainkan peran penting dalam membentuk pandanganmu. Penelitian telah menunjukkan bahwa beralih ke self-talk yang lebih positif dapat berdampak positif pada emosi Anda dan caramu merespons stres.
Potensi Jebakan Positive Thinking
Meskipun ada banyak manfaat positive thinking, sebenarnya ada kalanya berpikir lebih realistis lebih menguntungkan. Misalnya, dalam beberapa situasi, pemikiran negatif sebenarnya dapat menghasilkan keputusan dan hasil yang lebih akurat.
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa pemikiran dan suasana hati yang negatif sebenarnya dapat membantu orang membuat penilaian yang lebih baik dan lebih akurat.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa optimisme yang realistis mungkin ideal. Hasil studi tahun 2020 yang diterbitkan dalam Personality and Social Psychology Bulletin mengungkapkan bahwa orang yang memiliki ekspektasi yang salah, baik ekspektasi tersebut optimis atau pesimis, cenderung lebih buruk dalam hal kesehatan mental jika dibandingkan dengan realis.
Dalam beberapa kasus, pemikiran positif yang diterapkan secara tidak tepat dapat melewati batas yang dikenal sebagai toxic positivity. Ini melibatkan bersikeras untuk mempertahankan pola pikir positif tidak peduli seberapa menjengkelkan, mengerikan, atau merusak suatu situasi. Jenis kepositifan yang berlebihan ini dapat menghambat komunikasi yang otentik dan menyebabkan orang mengalami perasaan malu atau bersalah jika mereka berjuang untuk mempertahankan pandangan yang terlalu positif tersebut.