RADARPEKALONGAN.ID – Apakah kamu cenderung melihat gelas setengah kosong atau setengah penuh? Kamu mungkin sudah sering mendengar pertanyaan itu. Jawabanmu berkaitan langsung dengan konsep positive thinking atau berpikir positif dan apakah kamu memiliki pandangan hidup yang positif atau negatif.
Positive thinking memainkan peran penting dalam psikologi positif, subbidang yang dikhususkan untuk mempelajari apa yang membuat orang bahagia dan puas.
Penelitian telah menemukan bahwa positive thinking dapat membantu dalam manajemen stres dan bahkan memainkan peran penting dalam kesehatan dan kesejahteraanmu secara keseluruhan. Ini dapat membantu memerangi perasaan rendah diri, meningkatkan kesehatan fisik, dan membantu mencerahkan pandangan hidupmu secara keseluruhan.
Artikel ini membahas apa itu positive thinking secara lebih mendetail.
Apa Itu Positive Thinking?
Sumber: freepik.com
Baca Juga:Tidak Nyaman dengan Teman Pasangan, 6 Hal yang Bisa Sangat MembantuTidak Menyukai Teman Pasanganmu? Ini 4 Tips yang Akan Menjawab Dilemamu
Positive thinking berarti menghadapi tantangan hidup dengan pandangan positif. Itu tidak berarti melihat dunia melalui lensa berwarna mawar dengan mengabaikan atau menutup-nutupi aspek negatif kehidupan.
Berpikir positif tidak selalu berarti menghindari situasi sulit. Sebaliknya, berpikir positif berarti memanfaatkan hambatan potensial, mencoba melihat yang terbaik dari orang lain, dan memandang diri sendiri dan kemampuanmu secara positif.
Beberapa peneliti, termasuk psikolog positif Martin Seligman, membingkai positive thinking dengan gaya penjelasan. Gaya penjelasanmu adalah bagaimana kamu menjelaskan mengapa suatu peristiwa terjadi.
Gaya penjelas yang optimis: Orang dengan gaya penjelas yang optimis cenderung menghargai diri mereka sendiri ketika hal-hal baik terjadi dan biasanya menyalahkan kekuatan luar untuk hasil yang buruk. Mereka juga cenderung melihat kejadian negatif sebagai hal yang sementara dan tidak biasa.
Gaya penjelas pesimistis: Orang dengan gaya penjelas pesimistis sering menyalahkan diri sendiri ketika hal buruk terjadi, tetapi gagal memberi diri mereka penghargaan yang memadai untuk hasil yang sukses. Mereka juga memiliki kecenderungan untuk melihat peristiwa negatif seperti yang diharapkan dan bertahan lama. Seperti yang dapat kamhu bayangkan, menyalahkan diri sendiri atas kejadian di luar kendalimu atau melihat kejadian malang ini sebagai bagian yang terus-menerus dari hidupmu dapat berdampak buruk pada kondisi pikiranmu.