Tapi apa jawaban Nabi Ayub, dia malah balik bertanya,
“Sudah berapa lamakah kita mendapatkan nikmat dari Allah Swt?”
Dengan polos istrinya menjawab, “20 tahun.”
Kemudian Nabi Ayub bertanya lagi, “Kira-kira sudah berapa lama kita diuji Allah SWT dengan penyakit ini?”
Istri Ayub menjawab kembali, “18 tahun.”
Dari jawaban istrinya ini, Nabi Ayub mengatakan bahwa dia merasa malu kepada Allah karena bila dibandingkan dengan kenikmatan yang sudah diberikan maka kondisi sakit itu belum sebanding. Allah lebih lama memberikan nikmat daripada menguji dengan sakit.
Setelah genap 20 tahun sakit, Nabi Ayub akhirnya berdoa kepada Allah, dan berkata kalau dia merasa ikhlas atas ujian dan cobaan yang diberikan Allah kepadanya.
Kemudian Allah Swt berfirman,
Baca Juga:2 Rekomendasi Hotel di Pekalongan Depan Mal, Menginap Saat Libur Lebaran Sambil BelanjaLebaran Idul Fitri 2023 NU Sabtu 22 April, Ikut Keputusan Pemerintah
“Hentakkanlah kakimu. Inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.” (QS Shad: 42)
Setelah mendengar firman Allah SWT, kaki Nabi Ayub langsung menghentakkan ke tanah.
Mukjizat Nabi Ayub, keluarlah mata air yang sangat deras memancar dari dalam tanah. Mandi dan minumlah Nabi Ayub dengan air tersebut.
Atas kehendak Allah, setelah mandi dan minum dengan air tersebut, penyakit Nabi Ayub langsung lenyap tanpa bekas. Badannya pun terlihat lebih sehat dari 20 tahun sebelumnya.
Setelah sembuh dari sakitnya, Nabi Ayub menerima banyak hadiah dari Allah. Kekayaannya berlipat ganda dibandingkan sebelumnya, diberi anak berlipat ganda, menjadi 24 orang karena setiap melahirkan kembar 2.
Walaupun diberikan kenikmatan oleh Allah Swt, Nabi Ayub tetap menjadi hamba yang taat beribadah dan pandai bersyukur.
Semoga kisah Nabi Ayub dapat menginspirasi pembaca agar tetap bersabar ketika ditimpa cobaan. (sep)